KYIV-MOSKWA, KOMPAS.com - Masih ada beberapa hal baru yang terjadi mewarnai perang Rusia-Ukraina hari ke-600 pada Senin (16/10/2023).
Ini termasuk, empat anak Ukraina yang dibawa ke Rusia setelah invasi Moskwa dilaporkan akan dipertemukan kembali dengan keluarga mereka setelah melalui mediasi Qatar.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Menlu Sergei Lavrov telah tiba di Beijing, menjelang kunjungan Presiden Vladimir Putin.
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-599 Serangan Rusia ke Ukraina: Saling Klaim Avdiivka | Komentar Putin
Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman serangan Rusia ke Ukraina hari ke-600 yang dapat Anda simak:
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Senin, mengatakan Menlu Sergei Lavrov telah tiba di Beijing, menjelang kunjungan Presiden Vladimir Putin.
Kementerian itu mengatakan di platform media sosial X, bahwa Lavrov berada di ibu kota China sebagai bagian dari delegasi Rusia.
Beijing akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Belt and Road Initiative (BRI) Forum atau forum inisiatif sabuk dan jalan, yang dimulai Selasa (17/10/2023) ini. Ada 130 perwakilan negara yang akan hadir dalam pertemuan itu.
Namun semua perhatian tertuju pada Putin, yang bulan lalu mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Beijing Wang Yi di Saint Petersburg bahwa dia “dengan senang hati menerima” undangan Presiden Xi Jinping untuk mengunjungi China untuk menghadiri acara diskusi BRI.
Kementerian Luar Negeri Rusia pada Senin juga melaporkan bahwa Menlu Sergei Lavrov akan mengunjungi Korea Utara pada 18-19 Oktober.
Undangan tersebut muncul setelah pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Rusia bulan lalu di tengah ketakutan Barat bahwa negara yang terisolasi itu akan memasok senjata ke Moskw auntuk serangannya di Ukraina .
“Mulai 18-19 Oktober, atas undangan Kementerian Luar Negeri (Korea Utara), Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan melakukan kunjungan resmi ke Republik Demokratik Rakyat Korea,” kata Kementerian tersebut, dikutip dari AFP.
Ukraina pada Senin menyerukan agar Rusia dikeluarkan dari Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).
Mereka memperingatkan bahwa organisasi tersebut akan menghadapi “kematian yang lambat” jika Moskwa tetap menjadi anggotanya.
OSCE didirikan untuk meredakan ketegangan antara Timur dan Barat selama Perang Dingin, dan membantu anggotanya berkoordinasi dalam isu-isu seperti hak asasi manusia dan pengendalian senjata.
“Semua yang dilakukan Rusia di OSCE saat ini adalah membunuh organisasi ini,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba pada konferensi pers yang juga dihadiri oleh ketua OSCE Bujar Osmani.