Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-590 Serangan Rusia ke Ukraina: Tuduhan Agresi Genosida Rusia | Pendanaan AS untuk Ukraina Simpang Siur

Kompas.com - 07/10/2023, 07:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

KYIV, KOMPAS.com - Sedikitnya 51 orang tewas dalam serangan rudal saat upacara pemakaman di desa di Kharkiv.

Imbas serangan tersebut, disusul kabar para pemimpin Eropa yang mendukung Zelensky di tengah ketidakpastian pendanaan dari AS masuk dalam daftar rangkuman hari ke-590 serangan Rusia ke Ukraina Jumat (6/10/2023).

Dilansir dari Guardian, berikut kabar selengkapnya.

Baca juga: 49 Orang Tewas dalam Serangan Toko Makanan di Kharkiv Ukraina

- Para pejabat Ukraina pada Jumat mengatakan, sedikitnya 51 orang termasuk seorang anak laki-laki berusia enam tahun tewas dalam serangan rudal ke sebuah kafe yang sedang mengadakan acara kebaktian di desa Hroza, wilayah Kharkiv, pada Kamis (5/10/2023). Menurut temuan awal, Rusia menargetkan kafe tersebut dengan rudal balistik Iskander, kata Menteri Dalam Negeri Ukraina, Ihor Klymenko.

- Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, menuduh Rusia melakukan agresi genosida setelah serangan tersebut. Dia menggambarkannya sebagai kejahatan Rusia yang sangat brutal. Serangan roket ke toko kelontong biasa, tindakan terorisme yang benar-benar disengaja dan kemudian mengatakan bahwa itu bukan serangan membabi buta.

- Para pemimpin Eropa berkumpul, mendukung presiden Ukraina dalam menghadapi kegelisahan AS atas pendanaan pertahanan. Pertemuan di KTT Komunitas Politik Eropa (EPC) di Granada, Spanyol, memberikan para pemimpin termasuk presiden Perancis, Emmanuel Macron, kanselir Jerman, Olaf Scholz, dan perdana menteri Inggris, Rishi Sunak, sebuah kesempatan untuk menyatakan kembali komitmen mereka kepada Ukraina setelah gejolak politik di AS dan Eropa memunculkan pertanyaan mengenai kelanjutan bantuan tersebut.

- Jerman akan melakukan segala sesuatu yang mungkin agar Ukraina dapat melindungi diri dari rudal-rudal Rusia, demikian dikatakan oleh Menteri Luar Negeri Annalena Baerbock setelah serangan maut terbaru Moskwa di Ukraina.

- Pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan untuk menggunakan program hibah Kementerian Luar Negeri AS untuk mengirimkan bantuan militer tambahan ke Ukraina, Politico melaporkan dengan mengutip dua pejabat AS yang mengetahui diskusi tersebut.

- Slovakia tidak akan mengirimkan lebih banyak bantuan militer ke Ukraina untuk saat ini, kata Perdana Menteri ?udovít Ódor. Sebaliknya, keputusan tersebut akan ditunda hingga pemerintahan baru terbentuk setelah pemilihan umum minggu lalu, yang menghasilkan kemenangan bagi Robert Fico, mantan perdana menteri tiga kali yang populis dan pro-Rusia, yang berkampanye dengan janji untuk mengakhiri bantuan militer ke Ukraina.

- Presiden AS, Joe Biden, ingin memberikan pidato besar mengenai dukungan untuk Ukraina, kata sekretaris pers Gedung Putih, Karine Jean-Pierre, tanpa menyebutkan kapan hal itu akan terjadi. Ia menggambarkan serangan rudal Hroza sebagai sesuatu yang mengerikan.

Baca juga: Rusia Mengeklaim Ukraina Hantam Kota Perbatasan dengan Munisi Tandan

- Vladimir Putin meningkatkan retorika nuklirnya, dengan mengatakan bahwa negaranya telah berhasil menguji coba rudal jelajah strategis Burevestnik bertenaga nuklir dan berkemampuan nuklir, dan menyarankan Rusia untuk melanjutkan uji coba nuklir untuk pertama kalinya dalam lebih dari tiga dekade.

- Putin juga menyatakan bahwa kecelakaan pesawat yang menewaskan kepala tentara bayaran Wagner, Yevgeny Prigozhin, pada Agustus lalu disebabkan oleh granat tangan yang meledak di dalam pesawat, bukan serangan rudal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com