Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ratusan Tentara India Membelot Bela Indonesia dalam Pertempuran Surabaya

Kompas.com - 19/08/2023, 15:53 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Penulis: Trisha Dantiani/Wartawan BBC News Indonesia

SURABAYA, KOMPAS.com - Sebanyak 600 tentara India yang dikerahkan oleh militer Inggris ternyata membelot dan berpihak dengan pejuang kemerdekaan Indonesia pada Pertempuran Surabaya yang berlangsung sejak 27 Oktober hingga 20 November 1945.

Ketika Sanyog Srivastava Ji mengunjungi monumen nasional Tugu Pahlawan memperingati para prajurit yang gugur dari pertempuran, ia selalu mencari nama-nama tentara India yang tewas berjuang bersama pejuang kemerdekaan Indonesia.

"Ketika Anda pergi ke Monumen Pahlawan, Anda akan menemukan beberapa penjelasan. Dan para warga diaspora India di sini, mereka yang belajar di sekolah Indonesia, mereka sangat akrab (dengan peristiwa ini)," katanya.

Baca juga: Indonesia Masuk 5 Besar Angkatan Laut Terkuat Dunia

Sanyog sudah tinggal di Surabaya hampir 25 tahun bersama keluarganya. Ia mengatakan, Pertempuran Surabaya memiliki makna mendalam bagi warga India maupun Indonesia.

"Keduanya tertekan oleh penjajah asing selama kurun waktu yang lama. Dan ketika tentara India datang ke sini di bawah perintah Inggris, mereka menyadari bahwa mereka menghadapi orang-orang yang senasib dengan mereka,” kata Sanyog dalam wawancara daring dengan BBC Indonesia dari rumahnya di Surabaya.

Dia merasa bahwa sebagian besar ekspatriat India di komunitasnya tidak sepenuhnya tahu tentang sejarah yang mengaitkan India dan Indonesia. Meski demikian, ia berharap lebih banyak orang akan mengetahui tentang cerita tersebut.

"Saya pikir itu akan menciptakan rasa kebersamaan, rasa kemanusiaan, rasa tanggung jawab terhadap kedua negara dalam diaspora India dan bercampur dengan budaya mereka, saling menghormati dan mengembangkan harmoni dan kerja sama," ujar Sanyog.

Sejarah keterlibatan India di Indonesia pada masa modern tak lepas dari peranan Inggris.

Pada awal abad ke-19, Inggris--yang menjajah India selama 89 tahun--kerap mengirim prajurit India, khususnya ke daerah-daerah Asia dan Timur Tengah (Mesir dan Suriah), untuk menyelesaikan konflik. Ada sekitar 250.000 prajurit India yang dapat dikerahkan militer Inggris.

Pengiriman prajurit India ke Indonesia dilakukan Inggris setidaknya dalam dua era.

Pertama, pada Agustus-September 1811, saat Inggris menginvasi Pulau Jawa dengan mengerahkan lebih dari 6.000 prajurit India.

Kedua, pada pengujung Perang Dunia II. Pengerahan brigade pasukan India berkekuatan 4.000 orang pimpinan Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby (1899-1945) di Surabaya pada 25 Oktober 1945, memicu Pertempuran Surabaya.

Pada 10 November 1945, seluruh pasukan Divisi Kelima India, pimpinan Mayor Jenderal Sir Robert Mansergh (1900-70), mendarat di Surabaya dengan membawa tank dan pesawat tempur.

Pertempuran Surabaya pada 1945 itulah terakhir kalinya Inggris menggunakan pasukan India untuk menyelesaikan konflik kolonial. Sebab kehadiran pasukan India justru merugikan Inggris karena mereka memilih untuk membantu para pejuang Indonesia.

Tokoh nasionalis sekaligus mantan Menteri Luar Negeri Indonesia kelahiran Surabaya, Dr Roeslan Abdulgani, menyebut peristiwa itu sebagai “bencana yang menentukan jalannya sejarah Surabaya dan juga jalannya perjuangan kemerdekaan seluruh Indonesia”.

Baca juga: Ragam Peluang Kerja Sama Indonesia-Korea Selatan, Menginjak 50 Tahun Hubungan Diplomasi

Apa peran tentara India dalam Pertempuran Surabaya?

Para personel Divisi India Kelima militer Inggris mengisi ulang senjata mereka di pinggiran kota Gresik, sekitar 20 kilometer dari Surabaya.IWM SE 6735 via BBC INDONESIA Para personel Divisi India Kelima militer Inggris mengisi ulang senjata mereka di pinggiran kota Gresik, sekitar 20 kilometer dari Surabaya.
Pasukan Inggris pimpinan Brigadir Jenderal Aubertin Walter Sothern Mallaby (1899-1945) tiba di Surabaya, pada 25 Oktober 1945.

Pihak Indonesia marah karena menganggap Belanda membonceng Inggris, guna merebut kembali kekuasaan atas Indonesia.

"Jadi di satu sisi, Inggris membukakan pintu bagi Belanda untuk kembali (ke Indonesia) pada 1946 dan Inggris menjadi pemegang tanggung jawab antara September 1945 dan Maret 1946," kata sejarawan Universitas Oxford yang ahli ahli sejarah modern Indonesia, Profesor Peter Carey.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com