Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Polusi China Turun 40 Persen | Menkeu AS Makan Jamur Halusinogen

Kompas.com - 17/08/2023, 07:01 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KOMPAS.com - Berita tentang China yang dapat menurunkan 40 persen polusi udara dalam tujuh tahun memuncaki daftar artikel Populer Global hari ini.

Sementara itu, Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen tak sengaja memakan jamur halusinogen ketika berkunjung ke China.

Berikut adalah rangkuman artikel Populer Global sepanjang Rabu (16/8/2023) hingga Kamis (17/8/2023) pagi.

 Baca juga: Jumlah Korban Tewas Kebakaran Hawaii Lewati 100 Orang, Kamar Mayat Darurat Diperluas

1. China Butuh 7 Tahun untuk Turunkan 40 Persen Polusi Udara, Jakarta Berapa Lama?

Presiden Joko Widodo secara khusus memberi perhatian pada polusi udara di Jakarta dan sekitarnya dengan memimpin rapat terbatas pada Senin (14/8/2023).

Dia kemudian memerintahkan jajarannya mengambil langkah jangka pendek hingga jangka panjang, mulai dari rekayasa cuaca sampai penguatan aksi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.

Namun, pegiat lingkungan menilai sebagian strategi ini belum tepat sasaran. Jakarta disebut "sudah kiamat" sejak tiga dekade lalu, sehingga perlu langkah konkret dan tegas untuk mengendalikan polusi udara.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Korban Tewas Kebakaran di Maui Hawaii Capai 99 Orang, Gubernur: Masih Bisa Berlipat Ganda

2. Menkeu AS Tak Sengaja Makan Jamur Halusinogen Saat Kunjungi China

Menteri Keuangan AS Janet Yellen memulai "kegemaran" baru di China.

Dia sepertinya doyan menyantap hidangan berbahan dasar jamur ajaib yang disebut Jian shou qing.

Yellen tampak memakan jamur halusinasi itu saat berkunjung ke Beijing Juli lalu.

Baca selengkapnya di sini.

3. Cara China Kurangi Polusi Udara dengan Rekor Tercepat, Termasuk Perang Lawan Batubara

Foto-foto yang menggambarkan kondisi polusi udara yang pekat sehingga matahari tak tampak di siang hari adalah pemandangan yang biasa di China dalam dekade terakhir. Tapi hal itu tak terjadi lagi.

Menurut studi berdasar pengukuran satelit yang dipublikasikan oleh Energy Policy Insitute (EPIC) dari Universitas Chicago, negara itu berhasil mengurangi jumlah partikel udara yang merugikan sebanyak 40 persen dalam kurun waktu tujuh tahun, sejak tahun 2013 hingga 2020.

Itu adalah penurunan populasi udara tertinggi di suatu negara dalam waktu yang singkat.

Baca selengkapnya di sini.

Baca juga: Sengketa Teritorial China-Filipina Bisa Picu Ketidakamanan di Laut China Selatan

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com