Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Moral Iran Lancarkan Lagi Patroli Jilbab, 10 Bulan Setelah Kematian Mahsa Amini

Kompas.com - 18/07/2023, 12:14 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Beberapa bulan setelah rangkaian protes, banyak perempuan berhenti memakai jilbab sama sekali. Aksi tersebut adalah tantangan langsung terbesar terhadap kekuasaan ulama di Iran sejak Revolusi 1979.

Baca juga: Iran Akhirnya Bubarkan Polisi Moral Setelah Dilanda Demo Hampir 3 Bulan

Video-video yang diunggah di media sosial menunjukkan bahwa hingga saat ini, pemandangan perempuan tidak mengenakan jilbab menjadi hal yang lumrah.

Namun otoritas Iran menjatuhkan hukuman yang lebih keras, termasuk memaksa toko atau perusahaan tutup jika mereka tidak mematuhi hukum hijab.

Pihak berwenang Iran bahkan mengeluarkan ancaman untuk menyita kendaraan atau memberi sanksi denda.

Meskipun protes tersebut menarik banyak orang Iran, beberapa orang masih setia mendukung aturan berbusana.

Awal tahun ini, sebuah video memperlihatkan seorang pria melemparkan sebotol yoghurt ke wajah dua perempuan yang tidak berkerudung. Tindakannya ditanggapi dengan kemarahan oleh orang-orang di sekitar lokasi kejadian. Pria itu kemudian ditangkap, tapi kedua perempuan ikut pula ditahan.

Kepada kantor berita Reuters, seorang mahasiswa bernama Ismail menilai pihak berwenang tidak akan bisa menerapkan kembali aturan berpakaian.

"Mereka tidak bisa memaksakannya seperti sebelumnya. Jumlah orang yang tidak patuh sekarang terlalu tinggi," katanya.

Baca juga: Iran Kecam Keputusan Inggris karena Beri Sanksi ke Polisi Moral

"Mereka tidak bisa menangani kita semua, hal terakhir yang bisa mereka lakukan adalah menggunakan kekerasan terhadap kita. Mereka tidak bisa melakukannya," ucap Ismail.

Iran telah memiliki berbagai bentuk "polisi moral" sejak Revolusi 1979. Versi terbaru ini, dikenal secara resmi sebagai Patroli Panduan (Gasht-e Ershad). Unit ini memulai patroli mereka pada tahun 2006.

Tidak jelas berapa banyak pria dan perempuan yang bekerja untuk unit tersebut, tetapi mereka memiliki akses ke pusat senjata dan penahanan, serta apa yang disebut "pusat pendidikan ulang".

Menanggapi tindakan keras Iran terhadap pengunjuk rasa, Inggris dan negara-negara Barat lainnya memberlakukan sanksi terhadap polisi moral dan tokoh keamanan tinggi lainnya tahun lalu.

Reportase tambahan oleh BBC Monitoring.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com