TEHERAN, KOMPAS.com – Iran membubarkan unit polisi moralitas mereka setelah lebih dari dua bulan negara tersebut dilanda demonstrasi.
Demonstrasi itu dipicu oleh kematian Mahsa Amini setelah ditangkap oleh polisi moral Iran karena diduga melanggar aturan berpakaian.
Mahsa Amini disebut tidak mengenakan jilbab dengan sempurna.
Baca juga: Pejabat Iran Akhirnya Mengaku Ratusan Orang Tewas dalam Kerusuhan Pasca-kematian Mahsa Amini
"Polisi moralitas tidak ada hubungannya dengan peradilan dan telah dihapuskan," kata Jaksa Agung Iran Mohammad Jafar Montazeri pada Sabtu (3/12/2022) malam waktu setempat, sebagaimana diberitakan Kantor berita ISNA.
Komentarnya muncul di sebuah konferensi agama di mana dia menanggapi seorang peserta yang bertanya "mengapa polisi moral dibubarkan".
Polisi moralitas Iran yang dikenal secara formal sebagai Gasht-e Ershad atau "Patroli Bimbingan" didirikan di bawah presiden garis keras Mahmoud Ahmadinejad.
Mereka dibentuk untuk "menyebarkan budaya kesopanan dan hijab", penutup kepala perempuan.
Unit mulai berpatroli pada 2006.
Diberitakan AFP, pengumuman pembubaran polisi moral Iran datang sehari setelah Montazeri mengatakan bahwa baik parlemen maupun kehakiman sedang bekerja dalam persoalan ini, apakah undang-undang yang mewajibkan perempuan untuk menutupi kepala mereka perlu diubah atau tidak.
Baca juga: Iran Umumkan Hukuman Mati Pertama Terkait Protes Kematian Mahsa Amini
Sementara itu, Presiden Ebrahim Raisi pada Sabtu (3/12/2022) seperti memberikan kode adanya perubahan kebijakan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.