Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasib Jenderal Surovikin Pasca-pemberontakan Wagner, Mungkinkah Dibunuh?

Kompas.com - 13/07/2023, 17:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang komandan tertinggi Rusia menghilang sejak pemberontakan.

Seorang lainnya tewas dalam serangan udara di Ukraina. Seorang lainnya dituduh berkhianat setelah dipecat.

Ada pula mantan komandan keempat yang ditembak mati ketika sedang jogging dalam sebuah serangan yang mungkin terorganisir.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-504 Serangan Rusia ke Ukraina: KTT NATO Putuskan Ukraina Belum Bisa Gabung, G7 Beri Bantuan Abadi

Jajaran militer Rusia terus diguncang ketidakstabilan sejak pemberontakan yang berlangsung singkat oleh tentara bayaran Wagner tiga minggu lalu, seiring tekanan dari perang Rusia selama hampir 17 bulan bergema di seluruh angkatan bersenjata.

Dilansir dari New York Times, misteri nasib Jenderal Sergei Surovikin, mantan komandan tertinggi di Ukraina, yang dijuluki "Jenderal Armageddon" karena taktiknya yang kejam, makin tak bisa dipahami.

Dia belum terlihat sejak pemberontakan Wagner.

Salah satu anggota parlemen terkemuka di negara itu mengatakan, ketika didesak oleh seorang wartawan, bahwa sang jenderal sedang beristirahat.

"Dia tidak bisa ditemui saat ini," kata anggota parlemen itu, Andrei Kartapolov, kepala komite pertahanan Duma Rusia, dalam sebuah video yang diposting di aplikasi perpesanan Telegram, sebelum bergegas meninggalkan wartawan.

Surovikin dianggap sebagai sekutu Yevgeny Prigozhin, pemimpin perusahaan tentara bayaran Wagner, yang pasukannya melancarkan pemberontakan singkat pada akhir Juni lalu.

Wagner ingin menggulingkan kepemimpinan militer Rusia sebelum akhirnya mengundurkan diri dalam sebuah kesepakatan dengan Kremlin.

Baca juga: Tanggapan Rusia jika Ukraina Sampai Gunakan Bom Tandan

The New York Times melaporkan bahwa para pejabat AS percaya bahwa Surovikin telah mengetahui pemberontakan tersebut, tetapi tidak tahu apakah ia ikut serta atau tidak.

Beberapa jam setelah pemberontakan dimulai, pihak berwenang Rusia dengan cepat merilis sebuah video yang berisi seruan sang jenderal kepada para pejuang Wagner untuk mundur.

Komentar anggota parlemen yang penuh teka-teki tentang Surovikin muncul dua hari setelah pihak berwenang Rusia merilis rekaman pertama perwira tinggi militer negara itu, Jenderal Valery Gerasimov, sejak pemberontakan.

Baca juga: Segini Banyak Jumlah Tentara Rusia yang Tewas di Ukraina Versi Analis

Dalam video tersebut, Gerasimov menerima laporan dari Pasukan Kedirgantaraan Rusia, yang dipimpin oleh Surovikin.

Namun, orang yang memberikan informasi terbaru dalam rekaman itu adalah wakil Surovikin, Kolonel Jenderal Viktor Afzalov.

Lokasi Surovikin hanyalah salah satu dari sekian banyak misteri yang muncul sejak pemberontakan.

Meskipun ada kesepakatan yang diumumkan oleh Kremlin, di mana Prigozhin akan meninggalkan Rusia menuju Belarus dan tak mendapat tuntutan hukum, taipan tentara bayaran itu tampaknya tetap berada di Rusia.

Baca juga: Lavrov Bicara Kapan Perang Rusia-Ukraina Akan Berakhir

Kremlin mengungkapkan minggu ini bahwa Prigozhin dan para komandan utamanya bertemu dengan Presiden Vladimir Putin lima hari setelah pemberontakan, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan tentang kesepakatan apa yang telah dicapai dengan para mantan pemberontak.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa angkatan bersenjata Rusia telah mengumpulkan senjata, amunisi, dan peralatan militer milik Wagner.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com