Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Kereta di India Sering Tergelincir Keluar Jalur?

Kompas.com - 04/06/2023, 18:29 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Disebutkan dalam laporan, hanya sembilan insiden keluar jalur yang disebabkan oleh cacat pada kereta api -mesin, gerbong, lokomotif-.

Baca juga: Kompensasi Korban Tewas Kecelakaan Kereta India Hampir Rp 179 Juta

Rel kereta api, terbuat dari logam, mengalami ekspansi selama bulan-bulan musim panas dan kontraksi pada musim dingin karena fluktuasi suhu.

Semuanya membutuhkan perawatan rutin, seperti mengencangkan komponen rel yang longgar, mengganti bantalan serta melumasi dan menyesuaikan sakelar, dan lain-lain. Pemeriksaan lintasan tersebut dilakukan dengan berjalan kaki, troli, lokomotif, dan kendaraan belakang.

Perusahaan kereta api India merekomendasikan agar mesin kereta ukur atau track recording car dengan cermat mengevaluasi integritas struktural dan geometris rel yang dirancang untuk menunjang kecepatan mulai dari 110 km/jam hingga 130 km/jam setidaknya sekali setiap tiga bulan.

Sebuah laporan tentang penggelinciran oleh auditor pemerintah federal antara April 2017 dan Maret 2021 mencantumkan beberapa temuan yang mengkhawatirkan:

  • Terdapat kekurangan berkisar dari 30 persen hingga 100 persen dalam inspeksi oleh kereta ukur yang ditugaskan untuk menilai kondisi struktural dan geometri rel, kata laporan tersebut
  • Studi terhadap 1.129 laporan investigasi kecelakaan keluar jalur menemukan bahwa ada dua lusin faktor yang bertanggung jawab
  • Alasan paling sering untuk kereta keluar jalur terkait dengan perawatan rel (171 kasus), diikuti dengan penyimpangan parameter rel di luar batas yang diizinkan
  • Lebih dari 180 kasus kereta keluar jalur diakibatkan kesalahan mekanik. Lebih dari sepertiganya adalah akibat kerusakan pada gerbong dan lokomotif
  • Cara mengemudi yang buruk dan mengemudi terlalu cepat adalah faktor lainnya yang banyak menyebabkan kereta keluar jalur

Hanya penyelidikan yang dapat mengungkap penyebab Coromandel Express tergelincir.

Banyak yang bicara tentang perangkat anti tabrakan yang akan dipasangan di kereta-kereta India. Tetapi, menurut seorang pejabat kereta api India, sistem ini baru dipasang di dua rute utama, yakni Delhi-Kolkata dan Delhi-Mumbai.

Pada 2010 lebih dari 150 orang tewas ketika sebuah kereta penumpang tergelincir dan bertabrakan dengan kereta barang di Benggala Barat.

Penyelidik mengatakan kelompok pemberontak Maois menyabotase rel yang menyebabkan kereta penumpang Kolkata-Mumbai tergelincir, melemparkan lima gerbongnya ke jalur kereta barang.

Baca juga: PM Narendra Modi: Pelaku Penyebab Kecelakaan Kereta India Akan Dihukum Berat

Belum ada tanda-tanda sabotase dalam kecelakaan hari Jumat.

Menurut perusahaan kereta api India, ada 34 kecelakaan kereta api konsekuensial selama 2021-2022, naik dari 27 kecelakaan pada tahun sebelumnya.

Kecelakaan kereta api konsekuensial antara lain berupa tabrakan, tergelincir, kebakaran atau ledakan di kereta api, dan tabrakan kendaraan di jalan dengan kereta api di perlintasan.

Surat kabar The Hindu melaporkan pada 31 Mei bahwa jumlah kecelakaan tersebut telah meningkat menjadi 48 selama 2022-2023.

Laporan tersebut mengatakan, otoritas kereta api khawatir tentang meningkatnya kecelakaan, dan meminta manajer senior mereka untuk secara kritis menganalisis jam kerja pegawai yang panjang, terutama di wilayah operasi Pantai Timur dan Tenggara Pusat, dan segera mengambil tindakan korektif.

Lokasi kecelakaan kereta api di India pada Jumat sore terjadi di wilayah operasi Pantai Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com