"Kalau pasukan terlalu banyak akan mengganggu masyakat sipil, OPM juga akan semakin keras. Gereja juga dianggap mendukung TNI-Polri. Itu pengalaman kami. Kami sampaikan kepada Kapolda, ini pekerjaan yang tidak gampang," imbuhnya.
Pendeta Benny Giay belum bisa memastikan kapan proses negosiasi akan dilangsungkan. Sebab, para perwakilan gereja dan uskup harus rapat terlebih dahulu untuk menyusun langkah di lapangan.
Di sisi lain, dia menunggu keputusan TNI-Polri apakah bersedia untuk mengikuti syarat yang ditawarkan pihak gereja.
Baca juga: Pilot Susi Air Kapten Philip Disandera di Papua, Indonesia Koordinasi dengan Selandia Baru
"Daerah itu harus bersih dulu kalau mau dapat komunikasi dengan Egianus Kogoya. Tak ada tentara baru bisa negosiasi di situ," ucapnya.
"Kalau pasukan masih kuasai daerah, saya belum yakin bisa nego," jelas Benny Giay.
Kelompok TPNPB-OPM pimpinan Egianus Kogoya disebut sebagai pihak yang menculik dan menyandera pilot Susi Air, Philip Max Mehrtens.
Meskipun tak menjamin Egianus mau menerima perwakilan gereja sebagai mediator, tapi Pendeta Benny menilai hal itu bukan mustahil terjadi.
"Egianus bergerak dengan caranya sendiri dan bertentangan dengan prinsip gereja, namun OPM juga manusia. Masak dia harga mati mau bunuh orang? Tidak mungkin," katanya.
"Mereka (OPM) tetap manusia yang bisa diajak bicara. Saya kira Egianus akan lebih santai bicara kalau tidak ada aparat keamanan di situ," ungkap Benny Giay.
Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, mengatakan keinginan perwakilan gereja dan uskup di Papua untuk menjadi mediator adalah sebuah kekeliruan.
Sedari awal, kata Sebby, TPNPB-OPM berkukuh untuk bernegosiasi dengan pemerintah Indonesia dan Selandia Baru.
"Kami berjuang bukan demi gereja, tapi penentuan hak kemerdekaan bangsa Papua. Kami bicara hak politik penentuan nasib sendiri bangsa Papua yang dilanggar," jelasnya.
Sebby juga berkata, TPNPB-OPM tidak akan membiarkan Egianus Kogoya untuk berbicara dengan perwakilan gereja.
Ini karena keputusan soal nasib pilot Susi Air ada di tangan seluruh panglima komando pertahanan.
Baca juga: Bagaimana Nasib Pilot Susi Air yang Disandera di Papua jika Tuntutan TPNPB Tak Dipenuhi?
Sementara itu Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Donny Charles Go, berkata menyerahkan sepenuhnya keputusan pada pemerintah pusat.