Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Ancam Tak Perpanjang Kesepakatan Ekspor Gandum via Laut Hitam

Kompas.com - 14/04/2023, 09:44 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com – Moskwa mengancam tidak akan memperpanjang kesepakatan gandum Laut Hitam setelah 18 Mei kecuali Barat menghilangkan sejumlah hambatan ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia.

Kesepakatan tersebut mengizinkan ekspor gandum melalui tiga pelabuhan di Laut Hitam yang ditengahi oleh PBB dan Turkiye dan dimulai pada Juli 2022.

Kesepakatan ini bertujuan untuk meringankan krisis pangan global yang diperburuk oleh perang yang mengganggu ekspor dari Rusia dan Ukraina, pemasok biji-bijian terkemuka dunia.

Baca juga: Jokowi Telepon Putin, Bahas Soal Kesepakatan Laut Hitam

“Tanpa kemajuan dalam menyelesaikan lima masalah sistemik tidak perlu membicarakan perpanjangan lebih lanjut inisiatif Laut Hitam setelah 18 Mei,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan, Kamis (13/4/2023).

Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan, inisiatif Laut Hitam tak lain terus melayani ekspor komersial Kyiv secara eksklusif untuk kepentingan negara-negara Barat.

Selain menengahi ekspor gandum, PBB pada Juli 2022 juga setuju untuk membantu Rusia dengan ekspor makanan dan pupuknya.

Kini, Rusia menyampaikan bahwa kedua perjanjian itu adalah bagian yang saling terkait. Moskwa memarahi Sekretariat PBB karena memutarbalikkan fakta.

Baca juga: KTT G20: Jokowi Yakin Ekspor Gandum dari Laut Hitam Akan Berlanjut demi Keamanan Pangan Dunia

Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa diskusi dan komunikasi masih berlangsung dengan para pihak.

Dia menambahkan, para pejabat PBB bertekad untuk memastikan implementasi kedua kesepakatan.

Dujarric mengatakan, sehubungan dengan ekspor Rusia, masih banyak masalah yang perlu diselesaikan terkait pembayaran dan masalah teknis lainnya. Hal ini sedang dicoba diperbaiki oleh pejabat PBB.

Dia menggarisbawahi bahwa ada beberapa hasil nyata yang berkontribusi pada volume perdagangan gandum yang lebih besar, tarif pengiriman yang lebih rendah, dan peningkatan jumlah kapal yang mengunjungi pelabuhan Rusia untuk pupuk dan menurunkan asuransi.

“Jadi kami telah membuat beberapa kemajuan, tetapi kami terus mendorong untuk membuat lebih banyak lagi,” kata Dujarric.

Baca juga: PBB Bantah Klaim Rusia Ada Kapal Ekspor Gandum di Laut Hitam Saat Diserang Ukraina

Tuntutan Rusia

Barat telah memberlakukan serentetan sanksi keras terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Ekspor makanan dan pupuknya tidak dikenai sanksi, namun Moskwa mengatakan pembatasan pembayaran, logistik, dan asuransi merupakan penghalang pengiriman.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) harus dihubungkan kembali ke sistem pembayaran SWIFT.

Baca juga: Ekspor Gandum Ukraina Akan Dibuka Lagi, Dikirim dari 3 Pelabuhan Laut Hitam

Selain itu, pasokan mesin dan suku cadang pertanian perlu dilanjutkan serta pembatasan asuransi dan reasuransi perlu dicabut.

Tuntutan lain termasuk akses ke pelabuhan, dimulainya kembali pipa amonia Togliatti-Odesa yang memungkinkan Rusia memompa bahan kimia ke pelabuhan Ukraina, serta membuka blokade aset dan rekening perusahaan Rusia yang terlibat dalam ekspor makanan dan pupuk.

“Penghapusan hambatan ekspor pertanian dalam negeri seharusnya dilakukan dalam rangka pelaksanaan Memorandum Rusia-PBB,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia.

Baca juga: Zelensky Desak Diakhirinya Blokade Pelabuhan Laut Hitam oleh Rusia, jika Tidak…

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com