ODESA, KOMPAS.com - Pejabat Rusia mengatakan Ukraina meluncurkan serangan rudal terhadap tiga rig gas di Laut Hitam selatan Odesa, dalam eskalasi nyata dari upaya Kyiv untuk melemahkan dominasi maritim Rusia.
Tujuh orang hilang dan tiga terluka setelah serangan itu, menurut kepala Krimea yang diduduki, Sergey Aksyonov.
"Operasi penyelamatan dengan partisipasi kapal patroli dan penerbangan dilakukan,” kata dia sebagaimana dilansir Guardian pada Senin (20/6/2022).
Baca juga: Rangkuman Hari Ke-117 Serangan Rusia ke Ukraina, Lituania Terseret Konflik, Donbass Masih Digempur
Tiga anjungan lepas pantai, menara Boyko, sebelumnya telah direbut oleh Moskwa dari Ukraina pada 2014.
Kyiv yakin mereka digunakan untuk pengintaian militer dan untuk membantu menegaskan kendali atas sebagian besar Laut Hitam.
Tidak ada konfirmasi resmi segera dari Ukraina tentang serangan itu, meskipun seorang anggota parlemen Ukraina dari wilayah Odesa, Oleksiy Goncharenko, mengatakan pada pagi hari bahwa rudal telah ditembakkan ke rig.
Serangan pada platform gas tersebut akan mewakili upaya lebih lanjut oleh Ukraina untuk mencapai Laut Hitam.
Itu terjadi tiga hari setelah Ukraina mengatakan telah menghancurkan kapal tunda Rusia di dekat Pulau Ular, menggunakan rudal Harpoon barat.
Bulan lalu muncul kabar bahwa Denmark akan memasok sistem pertahanan pantai Harpoon ke Ukraina, dengan roket yang memiliki jangkauan 124 km.
Sistem persenjataan tersebut beroperasi bersama rudal Neptunus Ukraina, yang menenggelamkan kapal perang Rusia Moskva pada April.
Baca juga: Jurnalis Rusia Peraih Nobel Perdamaian Jual Medali Rp1,5 Triliun untuk Bantu Anak-anak Ukraina
Di tempat lain di darat, Hanna Malyar, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina, mengatakan bahwa Rusia sedang mengumpulkan pasukannya untuk meluncurkan serangan terakhir di kota Donbas Sievierodonetsk dan tetangga Lysychansk pada akhir minggu.
Malyar mengatakan melalui televisi Ukraina bahwa "pertempuran yang menentukan di wilayah Sievierodonetsk" sedang berlangsung.
Rusia, kata dia, bermaksud untuk "mencapai perbatasan wilayah Luhansk kira-kira pada 26 Juni", menyiratkan pengambilan wilayah kedua kota.
Pertempuran telah berlangsung di Sievierodonetsk selama berminggu-minggu, dengan pasukan Rusia berusaha menguasai kota melalui penembakan artileri yang intens.
Sementara itu, Ukraina telah terlibat dalam pertahanan putus asa, yang kemungkinan akan menelan ratusan nyawa.