Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

20 Tahun Perang Irak, Senjata Pemusnah Massal Saddam Hussein Belum Ditemukan

Kompas.com - 16/03/2023, 10:46 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Tapi, yang lainnya tidak sependapat.

"Ini merupakan kegagalan besar," kata Sir David Omand selaku Koordinator Keamanan dan Intelijen Inggris saat itu.

Ia mengatakan telah terjadi bias konfirmasi dari sumber-sumber intelijen. Hal ini telah menggiring para ahli dari pemerintah hanya mendengarkan penggalan informasi yang menonjolkan gagasan kepemilikan senjata pemusnah massal Saddam Hussein. Dan mengabaikan selain hal itu.

Sejumlah orang di dalam MI6 juga mengaku khawatir. "Saat itu, saya merasakan apa yang saya lakukan salah," kata seorang agen yang bekerja di Irak, yang tak pernah bicara pada media sebelumnya. Ia meminta namanya disamarkan.

"Tidak ada informasi intelijen baru atau penilaian terbaru atau kredibel yang menunjukkan Irak memulai kembali program senjata pemusnah massal, dan bahwa mereka merupakan ancaman yang ada di depan mata," kata mantan pejabat itu mengenai periode awal 2002.

"Menurut saya, dari sudut pandang pemerintah, itu adalah satu-satunya yang dapat mereka temukan... senjata pemusnah massal menjadi satu-satunya cantolan bagi mereka untuk menggantungkan pembenaran untuk perang."

Baca juga: Kisah Tentara AS yang Berduka Jelang Eksekusi Saddam Hussein pada 2006

Keberadaan intelijen pada musim semi 2002 tidak lengkap. Agen-agen lama MI6 di Irak hanya memiliki sedikit atau tidak ada informasi mengenai senjata pemusnah massal.

Saat itu juga ada situasi putus asa bagi agen intelijen baru dari sumber-sumber baru untuk mendukung kasus ini, terutama ketika muncul sebuah berkas rencana pada September.

Orang dalam MI6 lainnya juga mengenang saat lembaga ini memecahkan kode pesan yang berkata "tidak ada peran yang lebih penting" bagi badan intelijen tersebut selain meyakinkan publik Inggris bahwa perang ini harus dilakukan.

Mereka mengatakan, beberapa orang mempertanyakan bila pesan ini pantas, kemudian pesan itu dihapus.

Markas MI6 di pusat London.DAN KITWOOD via BBC INDONESIA Markas MI6 di pusat London.
Pada 12 September, Sir Richard melangkah ke kantor perdana menteri dengan berita dari sumber penting terbaru. Orang ini mengeklaim program Saddam sedang dimulai kembali dan berjanji akan mengirim rincian intelijennya segera.

Sumber informasi yang dibawa Richard ini belum melalui pengecekan penuh, dan tidak dibagikan kepada para ahli, tetapi rinciannya sudah diserahkan kepada perdana menteri.

Sir Richard membantah tuduhan bahwa dia terlalu dekat dengan kantor perdana menteri dengan menyebutnya sebagai "konyol".

Ia juga enggan berkomentar mengenai rincian sumber intelijen yang dibawa ke kantor perdana menteri tersebut.

Bagaimanapun, beberapa bulan setelah ia datang ke kantor perdana menteri itu, rincian sumber penting terbarunya tak pernah terjadi. Pada akhirnya, hal ini dianggap sebagai sesuatu yang mengada-ada, kata sumber lainnya.

Kontrol kualitas telah hancur, kata mereka.

Kemungkinan sejumlah sumber intelijen baru telah mengarang informasi demi uang atau karena mereka ingin melihat Saddam digulingkan.

Baca juga: 16 Juli dalam Sejarah: Saddam Hussein Jadi Presiden Irak pada 1979 Pasca-Kudeta

Pada Januari 2003, saya bertemu dengan seorang pembelot dari badan intelijen Saddam di Yordania. Dia mengaku telah terlibat dalam membangun laboratorium bergerak (menggunakan kendaraan) untuk mengerjakan senjata biologi, agar tidak diketahui PBB.

Klaimnya berhasil masuk dalam persentasi Menteri Luar Negeri AS, Colin Powell yang dibawa ke PBB pada Februari 2003.

Padahal saat itu, sejumlah orang di dalam pemerintahan AS sudah mengeluarkan "pemberitahuan dari intelijen ke badan lainnya", bahwa informasi tersebut tidak bisa dipercaya. Sumber lain dengan nama kode "Cuverball" yang menjadi andalan AS dan Inggris, juga mengarang rincian tentang laboratorium tersebut.

Namun, patut diingat bahwa Saddam pernah sekali memiliki senjata pemusnah massal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com