Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Beli Tempat Tidur Tua, Ternyata Bekas Raja Inggris

Kompas.com - 11/02/2023, 19:37 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

"Dia senang," cerita istri Clive. "Dia langsung mengetahuinya."

Keluarga Martin tidak terlalu terkejut mengetahui asal usul tempat tidur tersebut.

"Tentu saja kami tidak tahu soal itu... kami hanya tahu kalau tempat tidur itu penting. Anda tak bisa melihat bahwa tempat tidur itu, dan tidak menyadarinya kalau itu adalah sesuatu yang istimewa," kata Richard.

"Barang kuno"

Nampaknya aneh kalau perabot yang begitu penting bisa dengan mudah salah diletakkan.

Ahli sejarah parlemen, Mark Collins menjelaskan bahwa tempat tidur raja itu tersimpan selama Perang Dunia Kedua. Edward Fitzroy, ketua Majelis Rendah saat itu merasa tidak baik tinggal dengan benda begitu megah selama masa perang.

Tempat tidur ini kemudian ditaruh di gudang, dan sekitar 1960an sudah berada di rumah lelang di Northamptonshire, tempat Wendy Martin mendapatkannya.

Richard Martin berkata: "Saat itu tahun 1960an, pemerintah ingin sesuatu yang kekinian, ingin menyingkirkan barang-barang kuno yang tak berguna.

Namun, pada 1980an, sikap itu berubah. Clive Wainwright bersama anggota parlemen dari Partai Buruh, Sir Robert Cooke, memulai kampanye agar tempat tidur itu dikembalikan ke Parlemen.

Baca juga: 3 Sumber Penghasilan Pangeran Harry dan Meghan Markle Setelah Tak Lagi Terima Uang dari Kerajaan Inggris

Laporan saat itu menunjukkan Keluarga Martin pada awalnya tidak yakin untuk menjualnya.

"Kami memutuskan untuk tidak membuat keputusan secara tergesa-gesa. Kami sudah tidur di ranjang ini selama 15 tahun, dan ini memiliki nilai emosi yang begitu besar," kata Wendy kepada media.

Sementara Ron mengatakan tempat tidur itu menjadi "daya tarik yang bagus" bagi pengunjung pabrik.

Tapi, setahun kemudian, keluarga ini memutuskan untuk mengembalikan tempat tidur raja ke Parlemen.

Tidak diketahui berapa banyak bayarannya, tapi perkiraan menunjukkan tempat tidur tersebut berharga lebih dari Rp 370 juta (20.000 pounds) saat itu--berkali-kali lipat dari harga pembelian awal Wendy Martin.

Richard mengatakan, keluarganya bisa mendapatkan harga yang lebih tinggi kalau dijual kepada pembeli perorangan, tapi mereka memutuskan untuk mengembalikannya ke Parlemen.

"Saya pikir, orangtua saya merasa telah melakukan pelayanan bagi negara dengan merawat dan menjaganya, menurut saya mereka sangat bangga dengan ini."

Dikembalikan ke London, tempat tidur raja direstorasi--termasuk penambahan hiasan sutra yang mahal--sebelum akhirnya dipajang di rumah dinas ketua Dewan Rakyat. Sampai saat ini, tempat tidur itu masih ada di sana.

Orang-orang yang ingin melihat tempat tidur tersebut, bisa memesan tiket tur ke rumah dinas--termasuk area perkebunan--menurut keputusan Ketua Dewan Rakyat Sir Lindsay Hoyle. Kamar akan dibuka selama tur berlangsung.

Sir Lindsay mengatakan: "Fakta bahwa benda sebesar ini bisa "hilang" dan berakhir di pabrik wol di Wales selama bertahun-tahun nampaknya cukup luar biasa, tapi ini akan menambah intrik seputar tempat tidur.

"Ini benar-benar barang berharga negara."

Baca juga: Sejarah Kenapa Keluarga Kerajaan Inggris Ganti Nama Jadi Windsor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com