"Dia senang," cerita istri Clive. "Dia langsung mengetahuinya."
Keluarga Martin tidak terlalu terkejut mengetahui asal usul tempat tidur tersebut.
"Tentu saja kami tidak tahu soal itu... kami hanya tahu kalau tempat tidur itu penting. Anda tak bisa melihat bahwa tempat tidur itu, dan tidak menyadarinya kalau itu adalah sesuatu yang istimewa," kata Richard.
Nampaknya aneh kalau perabot yang begitu penting bisa dengan mudah salah diletakkan.
Ahli sejarah parlemen, Mark Collins menjelaskan bahwa tempat tidur raja itu tersimpan selama Perang Dunia Kedua. Edward Fitzroy, ketua Majelis Rendah saat itu merasa tidak baik tinggal dengan benda begitu megah selama masa perang.
Tempat tidur ini kemudian ditaruh di gudang, dan sekitar 1960an sudah berada di rumah lelang di Northamptonshire, tempat Wendy Martin mendapatkannya.
Richard Martin berkata: "Saat itu tahun 1960an, pemerintah ingin sesuatu yang kekinian, ingin menyingkirkan barang-barang kuno yang tak berguna.
Namun, pada 1980an, sikap itu berubah. Clive Wainwright bersama anggota parlemen dari Partai Buruh, Sir Robert Cooke, memulai kampanye agar tempat tidur itu dikembalikan ke Parlemen.
Laporan saat itu menunjukkan Keluarga Martin pada awalnya tidak yakin untuk menjualnya.
"Kami memutuskan untuk tidak membuat keputusan secara tergesa-gesa. Kami sudah tidur di ranjang ini selama 15 tahun, dan ini memiliki nilai emosi yang begitu besar," kata Wendy kepada media.
Sementara Ron mengatakan tempat tidur itu menjadi "daya tarik yang bagus" bagi pengunjung pabrik.
Tapi, setahun kemudian, keluarga ini memutuskan untuk mengembalikan tempat tidur raja ke Parlemen.
Tidak diketahui berapa banyak bayarannya, tapi perkiraan menunjukkan tempat tidur tersebut berharga lebih dari Rp 370 juta (20.000 pounds) saat itu--berkali-kali lipat dari harga pembelian awal Wendy Martin.
Richard mengatakan, keluarganya bisa mendapatkan harga yang lebih tinggi kalau dijual kepada pembeli perorangan, tapi mereka memutuskan untuk mengembalikannya ke Parlemen.
"Saya pikir, orangtua saya merasa telah melakukan pelayanan bagi negara dengan merawat dan menjaganya, menurut saya mereka sangat bangga dengan ini."
Dikembalikan ke London, tempat tidur raja direstorasi--termasuk penambahan hiasan sutra yang mahal--sebelum akhirnya dipajang di rumah dinas ketua Dewan Rakyat. Sampai saat ini, tempat tidur itu masih ada di sana.
Orang-orang yang ingin melihat tempat tidur tersebut, bisa memesan tiket tur ke rumah dinas--termasuk area perkebunan--menurut keputusan Ketua Dewan Rakyat Sir Lindsay Hoyle. Kamar akan dibuka selama tur berlangsung.
Sir Lindsay mengatakan: "Fakta bahwa benda sebesar ini bisa "hilang" dan berakhir di pabrik wol di Wales selama bertahun-tahun nampaknya cukup luar biasa, tapi ini akan menambah intrik seputar tempat tidur.
"Ini benar-benar barang berharga negara."
Baca juga: Sejarah Kenapa Keluarga Kerajaan Inggris Ganti Nama Jadi Windsor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.