NEW YORK CITY, KOMPAS.com - Sebelum alat kecerdasan buatan ChatGPT diluncurkan ke dunia, novelis Robin Sloan sedang menguji asisten penulisan AI serupa yang dibuat oleh para peneliti di Google.
Tidak butuh waktu lama bagi Sloan, penulis buku laris, menyadari bahwa teknologi itu tidak banyak berguna baginya.
“Banyak AI canggih saat ini cukup mengesankan dan benar-benar meningkatkan ekspektasi Anda, membuat Anda berpikir bahwa itu angat mumpuni,'” kata Sloan, seperti dilansir dari Associated Press.
Baca juga: Susul Google dan Microsoft, PayPal PHK 2.000 Pekerja
"Tapi kemudian dalam seribu hal kecil, sejuta hal kecil, AI akhirnya mengecewakan Anda," tambahnya.
Perusahaan lain mungkin telah merilis eksperimen tersebut ke publik, seperti yang dilakukan startup OpenAI dengan alat ChatGPT-nya akhir tahun lalu.
Tetapi Google lebih berhati-hati tentang siapa yang dapat bermain dengan kemajuan AI-nya, meskipun ada tekanan yang meningkat bagi raksasa internet itu untuk bersaing lebih agresif dengan saingannya, Microsoft.
Saingan berat Google itu baru-baru ini menggelontorkan miliaran dollar AS ke dalam OpenAI dan menggabungkan teknologinya ke dalam produk-produk Microsoft.
Tekanan itu mulai terasa, karena Google telah meminta salah satu tim AI-nya untuk memprioritaskan respons terhadap ChatGPT.
Google menolak untuk mengonfirmasi apakah ada chatbot publik yang sedang dikerjakan, tetapi juru bicara Lily Lin mengatakan pihaknya terus menguji teknologi AI secara internal.
"Untuk memastikannya membantu dan aman, dan kami berharap dapat segera berbagi lebih banyak pengalaman secara eksternal," ujarnya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.