Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UPDATE Ledakan di Masjid Pakistan, Polisi Tahan 23 Tersangka, Selidiki Keterlibatan Petugas

Kompas.com - 01/02/2023, 21:50 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

PESHAWAR, KOMPAS.com - Polisi di Pakistan telah menahan 23 orang sehubungan dengan ledakan di sebuah masjid di dalam markas polisi yang menewaskan 101 orang.

Hal ini diungkapkan oleh seorang pejabat senior yang meminta untuk tidak disebutkan namanya pada Rabu (1/2/2023).

"Pihak berwenang juga menyelidiki kemungkinan bahwa orang-orang di dalam kompleks itu (markas polisi) membantu mengoordinasikan serangan itu," kata pejabat senior polisi Provinsi Perbatasan Barat Laut, Pakistan, sebagaimana dikutip dari AFP.

Baca juga: Tersangka Ledakan Bom Masjid Pakistan Ditangkap

Seorang pengebom bunuh diri sebelumnya dilaporkan berhasil menyelinap tanpa terdeteksi ke dalam kompleks yang sangat sensitif di Peshawar.

Pelaku meledakkan bahan peledak di antara deretan jemaah salat Ashar di masjid kompleks tersebut pada hari Senin (30/1/2023), menyebabkan tembok runtuh dan menewaskan petugas.

"Kami telah menahan orang-orang dari markas besar untuk mengetahui bagaimana bahan peledak masuk dan untuk melihat apakah ada petugas polisi yang juga terlibat dalam serangan itu," kata pejabat polisi senior itu.

"Penyerang dan fasilitator mungkin memiliki hubungan di luar Pakistan," tambahnya.

Dia mengatakan, beberapa di antara 23 tersangka yang ditahan itu juga berasal dari kota Peshawar dan bekas daerah kesukuan terdekat yang berbatasan dengan Afghanistan.

Pihak berwenang sedang menyelidiki bagaimana pelanggaran keamanan besar dapat terjadi di salah satu daerah yang paling dikontrol ketat di kota itu, perumahan biro intelijen dan kontra-terorisme, dan bersebelahan dengan sekretariat daerah.

Baca juga: Siapa Sebenarnya Pelaku Ledakan Masjid di Pakistan yang Tewaskan Banyak Polisi?

Militan tingkat rendah yang sering menargetkan pos pemeriksaan keamanan, terus meningkat di daerah dekat Peshawar yang berbatasan dengan Afghanistan sejak Taliban menguasai Kabul pada Agustus 2021.

Serangan tersebut sebagian besar diklaim Taliban Pakistan, serta cabang lokal dari Negara Islam, tetapi serangan dengan korban massal jarang terjadi.

Seelumnya, Moazzam Jah Ansari, Kepala Kepolisian Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, pada Selasa (31/1/2023) mengatakan, seorang pengebom bunuh diri telah memasuki masjid sebagai tamu, menggunakan 10-12 kilogram (sekitar 22-26 pon) potongan bahan peledak yang sebelumnya dibawa ke lokasi.

Dia menambahkan bahwa kelompok militan yang berafiliasi dengan Taliban Pakistan mungkin berada di balik serangan itu.

Baca juga: Kapal Terbalik di Laut Pakistan, 49 Pelajar Tewas

Pakistan sendiri sudah tertatih-tatih oleh kemerosotan ekonomi besar-besaran dan kekacauan politik, menjelang pemilu yang dijadwalkan pada bulan Oktober.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com