Professor Lord menjelaskan secara rata-rata, pria menghabiskan 16 tahun terakhir mereka dengan urusan kondisi kesehatan, dari diabetes hingga demensia. Bagi perempuan, penyakit seperti ini jamak ditemui di 19 tahun terakhir mereka.
Hidup melewati usia 100 tahun bahkan lebih sulit. Di Amerika Serikat, sebuah penelitian jangka-panjang oleh Universitas Boston mengestimasikan bahwa hanya satu dari lima juga warga AS mampu mencapai tahap super centenarian--hidup setidaknya 110 tahun.
Super centenarian secara alami menarik banyak perhatian dari para ilmuwan untuk mempelajari penuaan pada manusia.
"Mereka melawan teori terhadap apa yang terjadi pada banyak orang di usia tua. Dan, kami belum yakin mengapa itu bisa terjadi," tambah Professor Lord.
Selain umur panjang, super centenarian sering kali menonjol karena kesehatannya yang relatif baik di usia mereka. Satu contohnya adalah Josefa Maria da Conceicao seorang pensiunan buruh perkebunan yang pada Februari 2022 menurut keluarganya berulang tahun ke-120 - usianya belum disahkan oleh tim Guinness karena masalah dokumentasi.
Menurut putrinya, Cicera, perempuan tua itu tidak perlu meditasi rutin dan masih makan daging merah dan makanan yang manis-manis.
Memang, ingatannya kabur, dan penglihatannya memburuk, tapi Cicera mengakui terkadang masih bingung dengan kondisi ibunya.
"Dia tak bisa berjalan seperti sedia kala, dan kami harus mengangkatnya, dan menggantikan popoknya seperti seorang bayi. Tapi saya masih kagum karena ibu punya umur panjang bagi seseorang yang merokok sejak kecil, dan bekerja keras sebagai buruh selama puluhan tahun," kata Cicera yang kini berusia 76 tahun.
Baca juga: Berusia 115 Tahun, Wanita Spanyol Dinobatkan jadi Wanita Tertua di Dunia
Yang lebih membingungkan para peneliti adalah, beberapa orang yang mencapai usia 100 tahun atau lebih tidak semuanya punya praktik kesehatan yang baik.
Josefa Maria merokok sepanjang hidupnya, dan baru berhenti pada 2020. Dia juga tumbuh di lingkungan miskin di Brasil yang secara sosial terbelakang, di wilayah bagian timur laut.
Suster Andre juga diketahui minum segelas anggur setiap hari.
Lebih mengejutkan lagi, penelitian di Journal of the American Geriatric Society yang fokus pada lebih dari 400 orang Yahudi di AS berusia 95 tahun atau lebih, ditemukan lebih banyak lagi kebiasaan tidak sehat pada mereka. Penelitian ini dipublikasi pada 2011.
"Hal pertama yang perlu kami sampaikan kepada orang-orang yang ingin panjang umur, agar tidak mengikuti gaya hidup dari para centenarian atau super centenarian tersebut," kata Richard Faragher, seorang professor biogerontologi di Universitas Brighton, Inggris, yang juga memimpin penelitian tentang penuaan manusia ini.
"Ada sesuatu yang luar biasa mengenai mereka. Karena mereka benar-benar melakukan sesuatu yang berlawanan dari apa yang kita ketahui tentang cara membantu seseorang berumur panjang," tambah Fargher.