Kota ini merupakan salah satu distrik yang paling terdampak wabah kolera. Blantyre mencatat 67 kematian dan 1.197 kasus kolera, termasuk 67 kasus baru yang dilaporkan pada Kamis lalu.
Lonjakan kasus kolera ini memaksa pihak berwenang di Blantyre untuk menutup klinik kesehatan publik di kotapraja Machinjiri dan menjadikannya sebagai kamp penanganan kolera.
“Kami memiliki begitu banyak kasus kolera. Jadi kamp kolera ini kewalahan dengan apa yang terjadi. Mengingat kami memiliki begitu banyak pasien, untuk mencegah perebakan kolera lebih jauh kami mengatakan ‘mari kita hentikan layanan lain sehingga kitab isa fokus pada kasus kolera saja," kata Wakil Direktur Layanan Kesehatan dan Sosial di Blantyre, Samudeni Seunda.
Baca juga: WHO: Kasus Kolera Melonjak di Seluruh Dunia, Dosis Vaksin Terpaksa Dikurangi Setengah
Satuan Tugas Kepresidenan Untuk Mengatasi Kolera mengatakan sedang mempertimbangkan langkah-langkah lain untuk memerangi wabah kolera.
Perwakilan WHO di Malawi, Dr. Neema Kimambo, mengatakan WHO telah menyumbang berbagai pasokan medis ke Malawi. Namun, kata dia, Malawi membutuhkan bantuan yang lebih besar untuk mengatasi wabah itu.
“Sumbangan yang diberikan WHO kali ini merupakan bagian dari kebutuhan warga Malawi. Namun ketika kita melihat perhitungan di Rencana Penanggulangan Kolera, maka ada kebutuhan pasokan lebih dari tiga juta dolar," ujar dia.
Malawi saat ini sedang memberikan vaksin kolera di distrik-distrik hot spot.
Otoritas Kesehatan mengatakan sekitar 70 persen orang yang ditargetkan telah menerima dosis itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.