Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudan Selatan Umumkan Wabah Kolera Terbaru

Kompas.com - 09/05/2022, 12:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

JUBA, KOMPAS.com – Kementerian Kesehatan Sudan Selatan mengumumkan wabah kolera terbaru di negara tersebut pada Minggu (8/5/2022).

Pengumuman wabah kolera di Sudan Selatan diumumkan menyusul konfirmasi delapan kasus terbaru di wilayah Rubkona.

Kementerian Kesehatan Sudan Selatan mengatakan, langkah itu mengikuti tes yang dilakukan oleh Laboratorium Kesehatan Masyarakat Nasional di Juba yang mengonfirmasi wabah tersebut.

Baca juga: Kolera Tewaskan 1 Anak di Sudan, Temuan Kasus Pertama Sejak 2017

“Masyarakat diimbau untuk tidak panik tetapi, tetap tenang, dan mematuhi semua tindakan pencegahan untuk mencegah penularan,” kata Kementerian Kesehatan Sudan Selatan.

Sejauh ini, total ada 31 kasus kolera termasuk satu kematian yang telah dilaporkan dari Rubkona dan kamp pengungsi Bentiu.

Kementerian Kesehatan Sudan Selatan menambahkan, kasus-kasus yang dikonfirmasi memiliki gejala diare, muntah-muntah, dan dehidrasi.

Mereka sempat dirawat di rumah sakit perlindungan warga sipil (PoC) MSF Bentiu lalu dipulangkan.

Baca juga: Penyebab Penyakit Kolera, Gejala, dan Perawatannya

Kementerian melaporkan kasus kolera yang dikonfirmasi dari kamp Bentiu pada 14 April, sebagaimana dilansir China.org.

Sebelumnya, wabah kolera yang menghancurkan terjadi pada 2017 di Sudan Selatan, yang memengaruhi 28.000 orang dengan 644 kematian.

Setelah konfirmasi kasus awal pada 14 April, kementerian dengan dukungan dari berbagai mitra mengerahkan tim respons cepat dari 22 hingga 29 April untuk menyelidiki penyebab dan mendukung respons pada tingkat negara bagian.

Persediaan yang memadai juga telah dikerahkan untuk mendukung penyelidikan dan pengobatan kasus di wilayah Rubkona.

Baca juga: Alat Infus Ditemukan sebagai Terapi Intravena Saat Wabah Kolera

Menurut Kementerian Kesehatan Sudan Selatan, pemerintah dengan dukungan dari mitranya telah melakukan dua putaran vaksinasi kolera oral di Rubkona pada Januari dan Maret.

“Kementerian Kesehatan mengaktifkan satuan tugas kolera nasional dan negara bagian pada 14 April untuk mengoordinasikan semua tanggapan, meningkatkan pengawasan di kamp-kamp pengungsi, dan di tingkat masyarakat,” katanya.

Menurut kementerian, risiko kolera biasanya lebih tinggi selama musim hujan yang dimulai dari Mei hingga akhir Oktober.

Baca juga: Data dari Satelit dan AI Bisa Prediksi Wabah Kolera, Begini Caranya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com