“Masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan di ASEAN, yang akan menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia dalam empat atau lima tahun ke depan, dan kami ingin menyelesaikan lebih banyak perjanjian perdagangan bilateral. Ini juga penting bagi kami untuk mendiversifikasi rantai pasokan dan permintaan kami," kata seorang pejabat UE kepada wartawan.
Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen juga diharapkan mengajukan paket investasi UE untuk mengembangkan energi terbarukan, transportasi, sektor digital dan infrastruktur dengan negara-negara ASEAN, tambah pejabat itu.
Baca juga: Resmi, Uni Eropa Sepakat Batasi Harga Minyak Rusia, Tekan Pendapatan Moskwa
Organisasi hak asasi manusia telah mengeluarkan pernyataan yang meminta para pemimpin ASEAN untuk juga membahas masalah hak asasi manusia selama KTT.
Kudeta di Myanmar dan pengesahan hukum pidana baru di Indonesia adalah dua dari beberapa masalah hak asasi manusia yang dihadapi negara-negara ASEAN.
Namun, menurut Charles Santiago, isu hak asasi manusia dan demokrasi tidak menjadi prioritas ketika perdagangan dan ekonomi menjadi agenda utama.
"Demokrasi dikesampingkan, dan pemerintahan yang baik serta hak asasi manusia dikesampingkan, ketika prioritasnya adalah perdagangan," tegasnya.
"Baik itu ASEAN maupun Eropa, di tengah situasi geopolitik saat ini…memprioritaskan peningkatan hubungan perdagangan dan konektivitas menjadi agenda utama yang ingin didorong oleh kedua blok," tambahnya.
Baca juga: Uni Eropa Siapkan Paket Sanksi Kesembilan untuk Rusia
“Tapi mengenai Myanmar, saya berhubungan dengan seorang komisaris Eropa, fokus pada situasi di Myanmar dan pembicaraan tentang masa depan negara itu di ASEAN serta pelanggaran hak asasi manusia di negara itu, tetap akan dilakukan dalam KTT di Brussels. Apakah itu akan mengarah pada kesepakatan akhir antara kedua blok, masih belum diketahui," kata Charles Santiago.
Pernyataan bersama UE-ASEAN diharapkan akan dikeluarkan setelah KTT dan akan fokus pada peningkatan hubungan multilateral.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.