Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

UE dan ASEAN Adakan KTT di Brussels Bahas Kemitraan Strategis

Kompas.com - 15/12/2022, 11:25 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

BRUSSELS, KOMPAS.com - Para pemimpin Uni Eropa (UE) dan ASEAN memulai pertemuan puncak tatap muka pertama mereka di Brussels hari Rabu (14/12), memperingati 45 tahun hubungan diplomatik UE-ASEAN.

Hadir dalam pertemuan tersebut antara lain Presiden Indonesia Joko Widodo, yang tiba malam sebelumnya di Belgia.

"Saya melihatnya sebagai peluang bagi UE dan ASEAN untuk berkomitmen pada kemitraan strategis mereka dan komitmen bersama untuk mengikuti tatanan internasional berbasis aturan di tengah ketegangan geopolitik saat ini," kata seorang pejabat UE kepada wartawan sebelum pembukaan KTT.

Baca juga: Uni Eropa dan Komnas HAM Ajak Anak Muda Indonesia Jadi Generasi Penerus Pembela HAM

“Kami juga senang bahwa mitra ASEAN kami berbagi keprihatinan kami tentang agresi Rusia di Ukraina,” lanjut pejabat itu, seraya menambahkan bahwa Eropa juga perlu memperhatikan tantangan keamanan di Myanmar, Semenanjung Korea, dan Laut China Selatan.

Ketegangan geopolitik dan ekonomi di kawasan Indo-Pasifik saat ini terutama muncul terkait dominasi China di kawasan dan ketidaknyamanan Eropa.

Di tengah hubungan yang mendingin dengan Beijing itu, UE memandang peningkatan hubungan perdagangan dengan ASEAN sebagai prioritas utama.

Kepada DW, Ketua ASEAN Parliamentarians for Human Rights (APHR) Charles Santiago mengatakan negara-negara di Asia membutuhkan penyeimbang terhadap pengaruh kuat China di kawasan, khususnya dalam isu Laut China Selatan.

Uni Eropa, kata dia, juga sedang berusaha meyakinkan ASEAN agar tidak menjalin hubungan yang lebih erat dengan Rusia.

Baca juga: Maskapai Uni Eropa Harus Bayar Izin Lebih Mahal jika Pakai Bahan Bakar Fosil

Belum ada kesepakatan perdagangan bebas UE-ASEAN

Namun Charles Santiago menekankan, perjanjian perdagangan bebas antara UE dan ASEAN belum jadi topik utama di meja perundingan saat ini.

"Eropa ingin mempertahankan hubungan dagangnya dengan ASEAN berdasarkan beberapa hal. Pertama, UE sedang mencari sumber bahan baku seperti litium, yang dapat disediakan ASEAN. Saat ini, setiap pembicaraan perdagangan akan lebih fokus untuk membatasi pengaruh China dan Rusia di kawasan," katanya.

ASEAN adalah mitra dagang terbesar ketiga UE setelah AS dan China, dengan volume perdagangan barang mencapai lebih dari 215,9 miliar euro pada 2021.

Produk kimia, mesin dan peralatan transportasi merupakan ekspor utama UE ke negara-negara ASEAN, sedangkan impor meliputi mesin dan peralatan transportasi, produk pertanian, tekstil dan pakaian jadi.

Kedua blok sudah memulai negosiasi perjanjian perdagangan bebas pada 2007, tetapi memilih membuat kesepakatan perdagangan bilateral lebih dulu.

Baca juga: Pesawat Tempur Israel Serang Jalur Gaza, Uni Eropa Tuntut Pertanggungjawaban

Menurut Komisi Eropa, perjanjian perdagangan dan investasi bilateral ini dapat berfungsi sebagai dasar untuk perjanjian perdagangan UE-ASEAN di masa depan.

UE memulai negosiasi perdagangan secara individual dengan masing-masing negara ASEAN seperti Singapura dan Malaysia pada 2010, Vietnam pada 2012, Thailand pada 2013, Filipina pada 2015, dan Indonesia pada 2016.

“Masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan di ASEAN, yang akan menjadi ekonomi terbesar kelima di dunia dalam empat atau lima tahun ke depan, dan kami ingin menyelesaikan lebih banyak perjanjian perdagangan bilateral. Ini juga penting bagi kami untuk mendiversifikasi rantai pasokan dan permintaan kami," kata seorang pejabat UE kepada wartawan.

Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen juga diharapkan mengajukan paket investasi UE untuk mengembangkan energi terbarukan, transportasi, sektor digital dan infrastruktur dengan negara-negara ASEAN, tambah pejabat itu.

Baca juga: Resmi, Uni Eropa Sepakat Batasi Harga Minyak Rusia, Tekan Pendapatan Moskwa

Isu hak asasi manusia bukan prioritas

Organisasi hak asasi manusia telah mengeluarkan pernyataan yang meminta para pemimpin ASEAN untuk juga membahas masalah hak asasi manusia selama KTT.

Kudeta di Myanmar dan pengesahan hukum pidana baru di Indonesia adalah dua dari beberapa masalah hak asasi manusia yang dihadapi negara-negara ASEAN.

Namun, menurut Charles Santiago, isu hak asasi manusia dan demokrasi tidak menjadi prioritas ketika perdagangan dan ekonomi menjadi agenda utama.

"Demokrasi dikesampingkan, dan pemerintahan yang baik serta hak asasi manusia dikesampingkan, ketika prioritasnya adalah perdagangan," tegasnya.

"Baik itu ASEAN maupun Eropa, di tengah situasi geopolitik saat ini…memprioritaskan peningkatan hubungan perdagangan dan konektivitas menjadi agenda utama yang ingin didorong oleh kedua blok," tambahnya.

Baca juga: Uni Eropa Siapkan Paket Sanksi Kesembilan untuk Rusia

“Tapi mengenai Myanmar, saya berhubungan dengan seorang komisaris Eropa, fokus pada situasi di Myanmar dan pembicaraan tentang masa depan negara itu di ASEAN serta pelanggaran hak asasi manusia di negara itu, tetap akan dilakukan dalam KTT di Brussels. Apakah itu akan mengarah pada kesepakatan akhir antara kedua blok, masih belum diketahui," kata Charles Santiago.

Pernyataan bersama UE-ASEAN diharapkan akan dikeluarkan setelah KTT dan akan fokus pada peningkatan hubungan multilateral.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com