MANILA, KOMPAS.com - Kepala penjara Filipina bernama Gerald Bantag menggali lubang menganga sedalam 60 meter dan selebar 40 meter di kompleks tahanan.
Bantag sedang diselidiki terkait tuduhan memerintahkan pembunuhan seorang jurnalis.
Ia juga mengeklaim, lubang besar di samping rumahnya di kompleks penjara Manila itu bukan terowongan pelarian bagi narapidana, tetapi untuk scuba diving.
Baca juga: Akhir Tragis “Manusia Lubang”, Pria Pribumi Terakhir Salah Satu Suku Asli Amazon
Lubang menganga itu ditemukan setelah ia diskors sebagai direktur jenderal Biro Pemasyarakatan Filipina.
Polisi menuduh Bantag memerintahkan pembunuhan penyiar radio terkemuka Percival Mabasa, yang ditembak mati di luar rumahnya di Manila pada Oktober 2022.
Bantag membantah terlibat dalam pembunuhan itu, dan masih bebas karena jaksa belum punya cukup bukti untuk menuntutnya. Namun, kepada media lokal Bantag mengakui bahwa lubang tersebut digali atas perintahnya.
Bantag menambahkan, dia adalah penyelam scuba dan ingin membuat kolam renang terdalam di Manila, menurut siaran wawancaranya pada awal November, dikutip dari kantor berita AFP.
Akan tetapi, sudah ada kolam renang lain sepanjang sekitar 25 meter yang terletak hanya beberapa meter dari lubang itu.
Bantag membantah lubang tersebut dirancang sebagai terowongan pelarian bagi narapidana Penjara New Bilibid yang penuh sesak, dan luas tanahnya dihuni bekas rumah Bantag.
Menteri Kehakiman Filipina Crispin Remulla pekan lalu mengatakan, Bantag memberitahunya bahwa dia sedang mencari harta karun dongeng yang dicuri dari sekitar Asia Tenggara oleh pasukan Jepang dalam Perang Dunia II dan dikabarkan dikubur di Filipina.
"Dia bilang itu perburuan harta karun... Saya menyuruhnya untuk menghentikannya," kata Remulla.
Baca juga: Selingkuh dengan Istri Tetangga, Kuli Bangunan Bikin Terowongan Bawah Tanah
Bantag diangkat sebagai kepala penjara pada September 2019 oleh presiden Filipina saat itu, Rodrigo Duterte.
Ketika AFP mengunjungi bekas rumah Bantag pada Rabu (23/11/2022), seorang penjaga keamanan bersenjata yang mengenakan kaus hitam bergambar daun ganja bersama sekelompok personel berpakaian santai menjaga tempat itu.
Mereka berkata, ular sanca kuning yang tampaknya hewan peliharaan, masih merayap di sekitar ruang bawah tanah rumah dua lantai yang terletak di lahan penjara seluas 400 hektare.
Bantag juga diduga menyimpan kuda yang biasa dia tunggangi bersama tahanan, kata Sonny Del Rosario, kepala kantor informasi publik Biro Pemasyarakatan.