Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Warga Rusia Ini Piawai “Nge-prank” Pemimpin Eropa, Presiden Polandia Jadi Korban Terbaru

Kompas.com - 26/11/2022, 16:00 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber

MOSKWA, KOMPAS.com - Dua warga Rusia berkali-kali berhasil "nge-prank" sejumlah pemimpin Eropa.

Modusnya sama, mereka menelepon para pemimpin negara itu dengan mengaku sebagai pemimpin negara sahabat atau mitra lainnya.

Presiden Polandia Andrzej Duda menjadi korban terbaru dari aksi lelucon alias prank dari dua warga Rusia bernama Vladimir Kuznetsov and Alexei Stolyarov itu.

Baca juga: Ditawari Pertahanan Rudal Patriot, Polandia Saran Dialihkan ke Ukraina

Sebagaimana dikutip dari Kompas.id, dua komedian yang dikenal dengan Vovan dan Lexus tersebut memang sudah beberapa kali membuat lelucon dengan target tokoh-tokoh terkemuka.

Pada 15 November 2022, Vovan dan Lexus melalui sambungan telepon mengaku sebagai Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Mereka berhasil tersambung dengan Presiden Polandia.

Pembicaraan pun berlangsung layaknya percakapan di antara dua pemimpin negara.

Kantor Kepresidenan Polandia, pada Selasa (22/11/2022), mengonfirmasi insiden prank itu.

Mereka menyebutkan, telepon dua pelaku itu terjadi pada situasi genting, yakni setelah sebuah rudal menghantam suatu daerah di Polandia yang berbatasan dengan Ukraina pada 15 November.

Baca juga: Pakar Ukraina Tiba di Polandia untuk Selidiki Tembakan Rudal Buatan Rusia

Saat itu, Duda menerima banyak telepon internasional terkait insiden rudal yang menewaskan dua warga Polandia tersebut.

Awalnya, muncul tudingan bahwa rudal S-300 tinggalan zaman Uni Soviet itu ditembakkan dari Rusia.

Belakangan diketahui, rudal itu ditembakkan dari Ukraina, tetapi melenceng arahnya sehingga jatuh di Polandia.

Rekaman komunikasi antara Duda dan Macron palsu itu lalu diunggah di Youtube.

Dalam rekaman tersebut, Duda yang berbicara dalam bahasa Inggris menyampaikan rincian insiden rudal dan menurut rencana untuk meminta konsultasi dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Kepada Macron palsu, Duda menyatakan sangat berhati-hati untuk tidak menyalahkan Rusia.

Dia mengatakan akan berkonsultasi dengan anggota-anggota NATO.

Kantor Kepresidenan Polandia menyatakan akan menginvestigasi jebolnya keamanan sambungan telepon Kantor Kepresidenan.

Mereka menganggap hal ini menjadi pekerjaan serius. Sebab, informasi rahasia atau sensitif bisa tersebar jika insiden Macron palsu itu terjadi lagi. Faktanya, insiden tersebut adalah kali kedua.

Insiden pertama terjadi pada 2020. Konyolnya, pelakunya juga sama, yakni Kuznetsov dan Stolyarov.

Baca juga: Zelensky Tolak Pernyataan NATO, Bersikeras Rudal yang Hantam Polandia Bukan Miliknya

Anggota parlemen Polandia dari oposisi, Tomasz Trela, menyatakan, insiden itu adalah aib bagi unit pengamanan kantor kepresidenan.

”Ini merupakan pukulan bagi pengamanan kita dan citra kita di mata negara-negara sekutu,” kata Trela.

Sebelum Duda, Kuznetsov dan Stolyarov pernah "nge-prank" dengan menyasar sejumlah pemimpin Eropa lain.

Ini termasuk Macron dan Borris Johson yang saat itu masih menjadi Perdana Menteri Inggris.

Sejumlah pesohor juga pernah menjadi korban prank warga Rusia itu, seperti penyanyi pop Inggris, Elton John, dan Pangeran Harry.

Modus prank-nya sama semua, telepon palsu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com