Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rangkuman Hari Ke-266 Serangan Rusia ke Ukraina, Gelombang Serangan Rudal Terberat dari Kremlin, Penyelidikan Ledakan Rudal di Polandia

Kompas.com - 17/11/2022, 06:28 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Insiden itu adalah pertama kalinya wilayah negara NATO “diserang” selama hampir sembilan bulan perang Ukraina.

Kementerian pertahanan Rusia telah mengklaim bahwa pada Selasa (15/11/2022) pihaknya tidak menargetkan di mana pun dalam jarak 35 kilometer dari perbatasan Ukraina-Polandia.

Baca juga: Polandia Sebut Rudal yang Hantam Negaranya Peluru Nyasar Ukraina

Dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh Tass, kementerian tersebut mengatakan: "Pernyataan oleh berbagai sumber Ukraina dan pejabat asing tentang dugaan 'rudal Rusia' yang jatuh di desa Przewodow adalah provokasi yang disengaja dengan tujuan untuk mengeskalasi situasi (konflik).”

Kementerian Rusia mengklaim telah mengidentifikasi reruntuhan itu dari foto, dan menyebutnya sebagai S-300 Ukraina.

Ukraina meminta "akses segera" ke lokasi ledakan di Polandia timur untuk “studi bersama”, dab meminta sekutunya berbagi informasi, kata seorang pejabat senior pertahanan Ukraina.

Ancaman perang hibrida

Jens Stoltenberg, sekretaris jenderal NATO, mengatakan insiden rudal Polandia menunjukkan bahwa perang di Ukraina “yang merupakan tanggung jawab Putin – terus menciptakan situasi berbahaya”.

NATO “terus-menerus” menilai kehadirannya di bagian timur aliansi, katanya, menambahkan bahwa “pada saat yang sama, kami tidak memiliki indikasi bahwa ini adalah hasil dari serangan yang disengaja di wilayah NATO. Dan kami tidak memiliki indikasi bahwa Rusia sedang merencanakan aksi militer ofensif terhadap sekutu NATO.”

Baca juga: NATO Sebut Ledakan Polandia Kemungkinan Disebabkan Ketidaksengajaan Ukraina

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak menyalahkan Vladimir Putin atas perang "kejam dan tak henti-hentinya" yang mengacaukan ekonomi dunia.

Dia pun menyerukan sekutu NATO untuk menunggu hasil "penyelidikan penuh atas keadaan di balik jatuhnya rudal di Polandia kemarin".

Perdana Menteri Inggris dan timpalannya dari Kanada Justin Trudeau berbicara dengan presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, dan mengatakan dalam rangkuman diskusi setelahnya bahwa “apa pun hasil penyelidikan itu [perihal ledakan di Polandia], invasi Putin ke Ukraina adalah penyebab utama dari kekerasan yang berkelanjutan.”

Mantan presiden Rusia dan sekutu jangka panjang hawkish Putin, Dmitry Medvedev, mengatakan bahwa ledakan di wilayah Polandia menunjukkan barat bergerak mendekati Perang Dunia lainnya.

"Insiden dengan 'serangan rudal' yang diduga (dari) Ukraina di sebuah pertanian Polandia membuktikan hanya satu hal: mengobarkan perang hibrida melawan Rusia, barat bergerak lebih dekat ke perang dunia," tulis Medvedev di Twitter.

Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menyatakan "kekhawatiran dan keprihatinan yang besar" atas ledakan rudal itu, menambahkan dia bertemu dengan NATO dan sekutu Eropa untuk mempertimbangkan langkah-langkah yang memungkinkan.

Baca juga: Jokowi Ungkap Alotnya Sepakati Kecam Perang di Ukraina dalam Deklarasi KTT G20

Deklarasi KTT G20

Rancangan deklarasi dari para pemimpin G20 mengatakan "sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina", menuntut "penarikan penuh dan tanpa syarat" Rusia dari wilayah tetangganya.

Referensi perang yang digunakan adalah penolakan terhadap klaim Rusia bahwa ia terlibat dalam "operasi militer khusus".

Tapi Itu juga mengatakan “ada pandangan lain dan penilaian situasi dan sanksi yang berbeda”, yang mencerminkan perpecahan di antara negara-negara G20 atas Rusia.

Deklarasi tersebut memperingatkan bahwa “penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. Penyelesaian konflik secara damai, upaya mengatasi krisis, serta diplomasi dan dialog, sangat penting. Era ini tidak boleh perang.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Hasil Penyelidikan Awal Ungkap Helikopter Presiden Iran Tak Punya Transponder

Global
Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Ebrahim Raisi Meninggal, Iran Akan Adakan Pemilihan Presiden pada 28 Juni

Global
Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Apa Itu Mahkamah Pidana Internasional (ICC) dan Mengapa ICC Mempertimbangkan Surat Perintah Penangkapan bagi Pemimpin Israel dan Hamas?

Internasional
Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Pemakaman Presiden Iran Akan Diadakan pada Kamis 23 Mei, Berikut Prosesinya

Global
Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Rangkuman Hari Ke-817 Serangan Rusia ke Ukraina: 29 Drone Dijatuhkan | Penembakan Rusia Tewaskan 2 Orang

Global
Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Di Iran, Meninggalnya Presiden Disambut Duka dan Perayaan Terselubung

Global
Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Israel-Hamas Tolak Rencana ICC untuk Menangkap Para Pemimpinnya

Global
Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Tsai Ing-wen, Mantan Presiden Taiwan yang Dicintai Rakyat

Internasional
Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com