Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER GLOBAL] Alasan Singapura Budi Daya Nyamuk | Mahathir Mohammad Nyaleg

Kompas.com - 15/10/2022, 05:32 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Berita yang memuat penjelasan mengapa negara Singapura membudidayakan nyamuk sejak 2016 memuncaki daftar Populer Global kali ini.

Di bawahnya, ada berita tentang mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad memutuskan untuk kembali mengikuti Pemulu Malaysia sebagai calon anggota legislatife (caleg) dari dapil Langkawi.

Berita internasional di kanal Global Kompas.com yang paling banyak dibaca selanjutnya, yakni memuat ancaman Uni Eropa kepada Presiden Rusia Vladimir Putin jika sampai senjata nuklir di Ukraina.

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Beli 4 Rumah dari Salah Transfer Kripto | Gelombang Baru Covid-19 Eropa

Untuk lebih lengkapnya, berikut rangkuman daftar Populer Global edisi Jumat (14/10/2022) hingga Sabtu (15/10/2022) pagi yang dapat Anda simak:

1. Mengapa Negara Singapura Budi Daya Nyamuk?

Nyamuk bisa jadi termasuk salah satu hewan yang paling berbahaya di dunia.

Nyamuk dapat memasukkan virus ke dalam tubuh manusia yang bisa menimbulkan penyakit mematikan.

Di Singapura, nyamuk bahkan dilaporkan telah membunuh lebih dari 10.000 orang.

Lantas, mengapa Singapura membudidayakan nyamuk dari 2016?

Temukan jawabannya di sini

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Latihan Nuklir 14 Aggota NATO, Insiden dalam Program Luar Angkasa Jepang

2. Mahathir Mohammad Jadi Caleg di Usia 97 Tahun: Selamatkan Negara dari Pemerintahan UMNO

Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memutuskan untuk kembali mengikuti pemilihan umum (pemilu) Malaysia sebagai calon anggota legislatif (caleg) dari dapil Langkawi.

Politikus berjuluk Dr M tersebut mengumumkan keputusannya untuk kembali nyaleg dalam konferensi pers pada Rabu (12/10/2022).

Namun, Mahathir tidak memerinci apakah dia akan kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia jika aliansi politiknya menang dalam pemilu Malaysia yang sedianya digelar bulan depan.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Kronologi WNI Diberondong 100 Peluru | Pestisida di Bumbu Cabai Mie Sedaap

3. Uni Eropa Ancam Musnahkan Tentara Rusia jika Putin Pakai Nuklir di Ukraina

Kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Kamis (13/10/2022) memperingatkan, tentara Rusia akan dimusnahkan oleh militer Barat jika Presiden Vladimir Putin menggunakan senjata nuklir untuk melawan Ukraina.

"Putin bilang dia tidak menggertak. Yah, dia tidak menggertak, dan harus jelas bahwa orang-orang yang mendukung Ukraina dan Uni Eropa dan Negara-negara Anggota, dan Amerika Serikat dan NATO juga tidak menggertak," kata Borrell dalam pembukaan Akademi Diplomatik di Belgia.

"Setiap serangan nuklir terhadap Ukraina akan menciptakan jawaban, bukan jawaban nuklir, tetapi jawaban yang sangat kuat dari pihak militer sehingga tentara Rusia akan dimusnahkan," lanjutnya.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Rumah WNI Novita Ditembak 100 Peluru di AS | Raja Malaysia Beri Penghargaan Ibu Angkat Rohana

4. Kalau Rusia Serang Ukraina dengan Nuklir, Apa yang Akan Barat Lakukan?

Spekulasi tentang apakah Vladimir Putin akan menggunakan senjata nuklir atau tidak sudah tersebar luas.

Terhambatnya invasi Rusia dan serangan Ukraina di Jembatan Kerch berujung meningkatnya kekhawatiran Putin dapat mengeskalasi dari senjata konvensional menjadi serangan nuklir taktis.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden pekan lalu mengatakan, dunia kini paling dekat dengan "Armageddon" sejak Krisis Rudal Kuba, setelah lebih banyak ancaman dari Kremlin.

Baca selengkapnya di sini

5. Pengakuan Wartawan Rusia: Pembantaian Bucha Jadi Titik Balik

Ekaterina Fomina menjalani seluruh hidupnya di Moskwa. Dan meskipun sang jurnalis investigasi itu pernah belajar selama satu tahun di luar negeri, meninggalkan Rusia bukanlah bagian dari rencananya.

Namun, ketika Moskwa menginvasi Ukraina, tekanan pada Fomina dan media tempat ia bekerja, iStories, semakin meningkat.

IStories, yang terdaftar di luar Rusia, ditetapkan sebagai agen asing pada 2021. Tetapi pada Maret, dia dan timnya mengetahui bahwa hanya beberapa hari sebelum perang, pihak berwenang Rusia juga telah menyatakan bahwa media mereka sebagai organisasi yang tidak diinginkan.

Baca selengkapnya di sini

Baca juga: [POPULER GLOBAL] Ribuan Tentara Rusia Menyerah Lewat Hotline Ukraina | Fakta Tragedi Penembakan Massal Thailand

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com