Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Segera Akui 4 Wilayah Ukraina Secara Resmi

Kompas.com - 29/09/2022, 18:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KYIV, KOMPAS.com - Rusia mengonfirmasi pada Kamis (29/9/2022) bahwa pihaknya akan secara resmi mencaplok bagian-bagian Ukraina di mana daerah-daerah pendudukan mengadakan "referendum" yang diatur Kremlin.

Dilansir dari Associated Press (AP), Presiden Rusia Vladimir Putin akan menghadiri upacara pada hari Jumat (30/9/2022) di Kremlin ketika empat wilayah Ukraina akan secara resmi digabungkan ke dalam Rusia, kata juru bicara Dmitry Peskov.

Peskov mengatakan para administrator wilayah yang pro-Moskwa akan menandatangani perjanjian untuk bergabung dengan Rusia selama upacara di Aula St George Kremlin.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-217 Serangan Rusia ke Ukraina: Moskwa Segera Aneksasi 4 Wilayah Ukraina, Pertempuran Donetsk Berlanjut

Aneksasi resmi akan dilakukan menyusul pemungutan suara yang ditutup pada hari Selasa (27/9/2022) di daerah-daerah di bawah pendudukan Rusia di Ukraina.

Rusia juga mengeklaim penduduk sangat mendukung agar daerah mereka secara resmi menjadi bagian dari Rusia.

Amerika Serikat dan sekutu Baratnya dengan tajam mengutuk pemungutan suara itu sebagai hal yang "palsu".

Mereka pun bersumpah untuk tidak pernah mengakui hasil itu.

Baca juga: Pipa Gas Rusia Nord Stream Bocor 4 Titik di Laut Baltik

Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada hari Kamis bergabung dengan pejabat Barat lainnya mengecam pemungutan suara tersebut.

“Di bawah ancaman dan kadang-kadang bahkan (dengan) todongan senjata, orang-orang dibawa keluar dari rumah atau tempat kerja mereka untuk memberikan suara di kotak suara kaca,” katanya pada sebuah konferensi di Berlin.

“Ini kebalikan dari pemilihan umum yang bebas dan adil,” kata Baerbock.

Baca juga: Pipa Gas Nord Stream Meledak dan Bocor, Rusia Desak AS Beri Jawaban

“Dan ini adalah kebalikan dari perdamaian. Ini mendikte perdamaian. Selama diktat Rusia ini berlaku di wilayah pendudukan Ukraina, tidak ada warga negara yang aman. Tidak ada warga negara yang bebas,” tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

WHO: Tak Ada Pasokan Medis Masuk ke Gaza Selama 10 Hari

Global
PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

PM Slovakia Jalani Operasi Baru, Kondisinya Masih Cukup Serius

Global
Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Warga Sipil Israel Kembali Berulah, Truk Bantuan di Tepi Barat Dibakar

Global
13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

13 Negara Ini Desak Israel agar Menahan Diri dari Invasinya ke Rafah

Global
Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Kera Tergemuk di Thailand Mati karena Sering Diberi Permen dan Minuman Manis

Global
Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Israel: Kasus Genosida di Pengadilan PBB Tak Sesuai Kenyataan

Global
Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Minim Perlindungan, Tahanan di AS yang Jadi Buruh Rawan Kecelakaan Kerja

Internasional
Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Korut Tembakkan Rudal Balistik Tak Dikenal, Ini Alasannya

Global
Siapa 'Si Lalat' Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Siapa "Si Lalat" Mohamed Amra, Napi yang Kabur dalam Penyergapan Mobil Penjara di Prancis?

Internasional
Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Tekno-Nasionalisme Xi Jinping dan Dampaknya pada Industri Global

Global
2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

2 Polisi Malaysia Tewas Ditembak dan Diserang, Pelaku Disebut Terafiliasi Jemaah Islamiyah

Global
AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

AS Sebut Dermaga Terapungnya Mulai Dipakai untuk Kirim Bantuan ke Gaza

Global
Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Suara Tembakan di Dekat Kedutaan Israel, Polisi Swedia Menahan Beberapa Orang

Global
Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Kharkiv Jadi Kota Kedua Ukraina yang Sering Diserang Drone Rusia

Global
China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

China Disebut Berencana Kembangkan Reaktor Nuklir Terapung di Laut China Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com