Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Referendum di Ukraina Dapat Dijadikan Alasan Putin Gunakan Senjata Nuklir, Ini Sebabnya

Kompas.com - 24/09/2022, 16:15 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Hasil referendum yang digelar di wilayah-wilayah Ukraina yang dikuasai Moskwa dapat dimanfaatkan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai alasan untuk membenarkan serangan nuklir.

Hal tersebut disampaikan direktur kebijakan di lembaga think tank Center for Arms Control and Non-Proliferation, John Erath, kepada Newsweek.

Referendum akan digelar di empat wilayah Ukraina yang diduduki Moskwa yakni Luhansk, Donetsk, Zaporizhzhia, dan Kherson mulai Jumat (23/9/2022) hingga Selasa (27/9/2022).

Baca juga: 4 Hal yang Akan Terjadi jika Putin dan Rusia Pakai Senjata Nuklir di Ukraina

Meskipun tentara Rusia tidak memiliki kendali penuh atas keempat wilayah ini, Kremlin kemungkinan akan menggunakan hasil referendum untuk secara resmi mencaploknya, sebagaimana dilansir Newsweek, Jumat.

Erath mengatakan kepada Newsweek bahwa hasil referendum tersebut dapat memberi Putin “kuasa” untuk menyebut wilayah tersebut sebagai bagian dari Rusia.

Saat wilayah tersebut “resmi” menjadi bagian dari Rusia, segala upaya dari Ukraina untuk merebut kembali wilayah tersebut kemungkinan akan dilihat sebagai serangan langsung terhadap Rusia.

Erath mencatat, Putin telah menarik garis yang sangat jelas bahwa jika Ukraina melangkahkan satu saja kakinya ke Rusia, Putin akan memiliki dasar hukum menggunakan senjata nuklir.

Baca juga: Indonesia Berharap Putin Tak Gunakan Nuklir di Ukraina

Pada Kamis (22/9/2022), mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengisyaratkan kemungkinan bahwa Moskwa akan memanfaatkan referendum sebagai pembenaran untuk melakukan serangan.

Medvedev, yang sekarang menjabat sebagai Wakil Kepala Dewan Keamanan Rusia, menambahkan bahwa perlindungan wilayah Rusia akan dipertahankan melalui persenjataan yang dimiliki, yang mencakup senjata nuklir strategis.

Sementara itu, Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell mengatakan kepada BBC bahwa Uni Eropa tidak boleh mengabaikan ancaman nuklir dari Putin.

Borrell menyampaikan, ancaman dari Putin mengenai penggunaan senjata nuklir tidak menggertak dan harus ditanggapi dengan serius, sebagaimana dilansir BBC, Sabtu (24/9/2022).

Baca juga: Menlu AS: Dunia Harus Hentikan Ancaman Nuklir Rusia yang Sembrono

“Tentu saja ini adalah saat yang berbahaya karena tentara Rusia telah terpojok, dan reaksi Putin mengancam menggunakan senjata nuklir sangat buruk,” kata Borrell.

Di sisi lain, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menyampaikan bahwa Moskwa tidak mengancam penggunaan senjata nuklir.

Dia menyampaikan bahwa setiap konfrontasi dengan NATO dan AS bukanlah kepentingan Kremlin, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Baca juga: Zelensky Tidak Percaya Putin Akan Pakai Senjata Nuklir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com