Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/09/2022, 14:58 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia berharap senjata nuklir tak digunakan dalam perang Rusia-Ukraina.

Pernyataan Pemerintah Indonesia ini muncul setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menggunakan senjata nuklir di Ukraina jika Barat terus ikut campur dalam konflik tersebut.

“Saya rasa Indonesia dan negara-negara dunia pada umumnya berharap konflik bisa mencapai satu solusi dan dijauhkan dari penggunaan senjata nuklir,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Teuku Faizasyah dalam konferensi pers yang diadakan secara daring pada Kamis (22/9/2022).

Baca juga: Seruan Mobilisasi Parsial dari Putin Berujung Demonstrasi Warga

Faizasyah berpandangan dunia harus belajar dari pengalaman tentang betapa destruktifnya dampak penggunaan senjata nuklir dalam Perang Dunia II—sehingga tidak mengulanginya dalam konflik apa pun.

“Kita tidak ingin terjadi kehancuran serupa seperti yang pernah dialami oleh masyarakat dunia di masa lalu,” ujar dia, sebagaimana dikutip dari Kantor berita Antara.

Faizasyah menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia terus mencermati perkembangan perang antara Rusia dan Ukraina, termasuk pengumuman baru-baru ini oleh Putin tentang rencana mobilisasi militer secara parsial untuk membantu pasukan Rusia di medan perang.

“Indonesia mengikuti dari dekat perkembangan ini karena kita memiliki perwakilan di Ukraina dan juga di Rusia sehingga berbagai perkembangan terkait konflik yang terjadi bisa kita nilai sejauh mana hal-hal tersebut berpotensi menimbulkan eskalasi keamanan di wilayah konflik, dan juga di lingkungan yang lebih luas lagi,” jelas dia.

Faizasyah mengatakan bahwa perkembangan konflik Rusia-Ukraina akan dibahas oleh Menlu Retno Marsudi dalam komunikasi dengan berbagai pihak terkait.

Menlu Retno saat ini sedang berada di New York untuk menghadiri Sidang Majelis Umum ke-77 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Baca juga: Makin Banyak, Uni Eropa Siapkan Sanksi Baru untuk Rusia, Buntut Mobilisasi Parsial Putin

"Kami meyakini bahwa konflik Ukraina ini akan menjadi salah satu bahasan yang menarik perhatian delegasi negara-negara yang sekarang berada di New York dalam rangka Sidang Majelis Umum PBB,” kata dia.

Selain eskalasi konflik, Sidang PBB juga diperkirakan akan mengangkat isu krisis pangan dan energi sebagai salah satu dampak perang Rusia-Ukraina.

Isu tersebut sebelumnya telah dibahas oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi ketika melakukan lawatan damai ke Kiev dan Moskow, pada akhir Juni lalu.

“Isu yang diangkat oleh Bapak Presiden menjadi salah satu tema yang ditindaklanjuti dalam kerangka PBB oleh Sekjen PBB, sehingga sudah ada pergerakan gandum dari wilayah Ukraina untuk bisa keluar dan memasuki pasar bebas," ucap dia.

"Jadi kalau kita lihat dari esensi penting yang diangkat Bapak Presiden, isu ketahanan pangan menjadi isu yang secara berkelanjutan menjadi pembahasan dalam kerangka bilateral, regional, dan dalam pembahasan di Sidang Majelis Umum PBB,” jelas Faizasyah.

Baca juga: Mobilisasi Parsial Rusia Kerahkan 300.000 Tentara Cadangan ke Ukraina, Putin Panik?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com