Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Ratu Elizabeth II Waktu Muda, Bertemu Pangeran Philip hingga Bertakhta

Kompas.com - 09/09/2022, 20:36 WIB
BBC News Indonesia,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Anak kedua Ratu, Duke of York dan istrinya Sarah berpisah. Kemudian Pangeran dan Putri Wales, Charles dan Diana, diklaim oleh media sebagai tidak bahagia. Mereka kemudian berpisah.

Tahun itu diakhiri dengan kebakaran besar di kediaman favorit Ratu, Istana Windsor. Insiden itu seolah melambangkan bahwa rumah kerajaan dalam kesulitan.

Baca juga: Di Mana dan Kapan Jenazah Ratu Elizabeth II Dimakamkan?

Simbol bangsa

Ratu menyebut 1992 sebagai "tahun yang sulit" baginya, dan dalam pidato di London, tampak siap untuk mengadopsi monarki terbuka, untuk ditukar dengan media yang lebih 'halus.'

"Tak ada institusi, Kota, Monarki, apa pun itu, yang dapat berharap bebas dari pengawasan orang-orang baik yang setia mau pun tidak. Tapi kita berasal dari bahan yang sama dan pengawasan bisa efektif meski melibatkan kelembutan, humor dan pengertian."

Institusi kerajaan memang cenderung defensif.

Namun Istana Buckingham dibuka untuk pengunjung untuk mengumpulkan uang untuk membayar biaya perbaikan Windsor dan diumumkan pula bahwa ratu dan Pangeran Wales akan membayar pajak pendapatan investasi.

Di luar negeri, harapan untuk Persemakmuran, sangat tinggi dan belum terwujud. Inggris telah berpaling dari mitra-mitra tua mereka dengan pengaturan baru di Eropa.

Ratu masih melihat ada nilai-nilai di Persemakmuran dan sangat puas ketika Afrika Selatan akhirnya menghapus apartheid.

Ia merayakannya dengan sebuah kunjungan ke negara itu pada Maret 1995.

Di rumah, Ratu terus berusaha mengukuhkan monarki sementara debat publik terus berlanjut untuk menentukan apakah institusi itu memiliki masa depan.

Saat Inggris berjuang untuk menemukan takdir baru, ia berusaha menjadi tokoh penyemangat dan dengan sebuah senyum bisa membuat momen yang hening menjadi terang.

Peran yang ia hargai di atas segalanya adalah simbol negara.

Tetapi, monarki terguncang dan Ratu memicu kritik setelah kematian Diana, Putri Wales dalam kecelakaan mobil di Paris pada Agustus 1997.

Duka cita

Saat publik berkumpul di depan istana-istana di London dengan karangan bunga, ratu tampak enggan memperlihatkan emosi seperti yang selalu ia coba lakukan saat momen-momen nasional yang penting itu.

Banyak kritikus yang tidak memperhitungkan fakta bahwa ia berasal dari generasi yang pantang menunjukkan histeria dalam duka cita khalayak umum di seluruh dunia pascakematian Putri Diana.

Popularitas Ratu tidak pernah memudar.PA via BBC INDONESIA Popularitas Ratu tidak pernah memudar.
Ia juga merasa, sebagai seorang nenek, bahwa ia harus menghibur putra-putra Diana secara tertutup dalam lingkungan keluarga.

Ratu akhirnya membuat pernyataan secara langsung di televisi, mengutarakan duka cita untuk menantunya dan membuat komitmen bahwa monarki akan beradaptasi.

Kematian Ibu Suri dan adiknya, Putri Margaret--saat ulang tahun emas tahta 2002--juga mengurangi kegembiraan perayaan di seluruh negeri.

Namun, terlepas dari hal ini dan debat berkepanjangan akan masa depan monarki, jutaan orang berkumpul di The Mall, di depan Istana Buckingham, di malam perayaan tahta.

Dua peristiwa penting lain dalam hidupnya memberikan publik kesempatan untuk menunjukkan kecintaan mereka pada Ratu.

April 2006, ribuan orang berkumpul di jalan di dekat Windsor saat Ratu tampil di ulang tahunnya yang ke-80.

Dan pada November 2007, ia dan Pangeran Philip merayakan 60 tahun pernikahan dengan upacara yang dihadiri 2.000 orang di Gereja Westminster Abbey, London.

Baca juga: Ratu Elizabeth II Pernah Terkesan dengan Kehangatan Warga Indonesia

Ada pula satu momen bahagia pada April 2011 ketika Ratu menghadiri pernikahan cucunya, William, Duke of Cambridge, dengan Catherine Middleton.

Pada bulan Mei tahun itu juga ia menjadi penguasa Kerajaan Inggris pertama yang mengunjungi Republik Irlandia, sebuah peristiwa bersejarah bagi kedua negara.

Pada tanggal 9 September 2015, dia menjadi pemegang takhta paling lama dalam sejarah Inggris, melampaui nenek buyutnya Ratu Victoria.

Kurang dari setahun kemudian, pada April 2016, ia merayakan ulang tahun ke-90.

Ia terus menjalankan tugasnya walau usia sudah memasuki 90, dan sering melakukannya sendiri setelah suaminya pensiun pada 2017.

Ketegangan berlanjut pada keluarga--termasuk kecelakaan mobil suaminya, persahabatan Duke of York yang dinilai buruk dengan seorang pengusaha Amerika yang dihukum, dan kekecewaan Pangeran Harry yang semakin besar dengan kehidupan keluarga kerajaan.

Meski pun kerajaan tidak lagi sekuat saat Ratu Elizabeth II pertama kali bertahta, ia bertekad bahwa monarki harus terus menjadi sesuatu yang dicintai dan dihormati oleh rakyat Inggris.

Pada perayaan takhta perak 1977, ia mengingat sebuah janji yang ia lontarkan saat mengunjungi Afrika Selatan 30 tahun sebelumnya.

"Waktu saya berumur 21, saya berjanji mendedikasikan hidup saya untuk melayani rakyat dan saya meminta bantuan Tuhan untuk membuat tekad itu. Kendati sumpah itu dibuat ketika saya masih muda, saat saya masih hijau dalam menilai, saya tidak menyesali atau mencabut satu kata pun."

Baca juga: BREAKING NEWS: Ratu Elizabeth II Meninggal Dunia

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com