Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siswanto Rusdi
Direktur The National Maritime Institute

Pendiri dan Direktur The National Maritime Institute (Namarin), sebuah lembaga pengkajian kemaritiman independen. Acap menulis di media seputar isu pelabuhan, pelayaran, kepelautan, keamanan maritim dan sejenisnya.

Sebuah Catatan tentang Asean Navy Chiefs Meeting Ke-16

Kompas.com - 05/09/2022, 10:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Karena itu, manakala terjadi kontak antara AL di perairan perbatasan disikapi dengan pendekatan militer, dalam hal ini membuka kontak senjata.

Adapun terkait maritime security (perompakan, trafficking, dan lain-lain) terjadi rekonfigurasi di masing-masing negara anggota Asean di mana keterlibatan coast guard makin ditingkatkan. Hanya saja, muncul masalah dalam pelibatan mereka karena tidak ada prosedur yang mengaturnya.

Alasan kedua. Adanya perbedaan dalam kemampuan teknis – kapal, personel, pangkalan, dan sebagainya – di antara AL Asean. Ada angkatan laut yang dari sisi teknis sangat maju, tetapi tidak sedikit pula yang bermodalkan kapal-kapal tua.

Dalam kalimat lain, terjadi kondisi asimetris di antara AL Asean dan ini sampai derajat tertentu mempengaruhi komitmen mereka terhadap peran yang lebih besar sebagaimana yang disampaikan Laksamana TNI Yudo Margono di atas.

Ketiga, ANCM tidak bisa berbuat banyak karena dalam kerangka berpikir Asean sebagai organisasi negara-negara di Asia Tenggara, upaya kerja sama yang bersifat operasional/teknis sangat sulit dilakukan. Institusi ini tak lebih forum pertemuan.

Lihatlah ARF, ADMM dan lainnya yang juga tidak bisa lebih jauh kiprahnya selain menghasilkan kajian, makalah, buku atau bentuk terbitan lainnya. Sekadar catatan, forum ANCM berada dalam kerangka ADMM.

Gagasan joint surveillance

Ada catatan untuk gagasan joint surveillance yang diungkapkan sebelumnya di atas. Gagasan ini sebenarnya sudah beredar terbatas di berbagai forum diskusi internal TNI AL.

Sayangnya, ide ini sepertinya akan sulit diwujudkan karena bisa menimbulkan kecurigaan di antara AL Asean. Maksudnya begini. Aktivitas surveillance tentulah melibatkan berbagai aset – teknologi, piranti lunak, personil, dll – yang penempatannya tentu saja rahasia.

Bila penempatan aset ini dilakukan di negara lain, tentu akan memicu ketegangan jika diketahui oleh negara tempatan. Biasanya dalam kegiatan information sharing di antara AL, keberadaan aktivitas surveillance ini rawan terbongkar.

Karena para pihak, khususnya negara yang dipantau, akan menanyakan bagaimana informasi itu didapat. Karenanya, kegiatan yang lebih mungkin dilakukan oleh AL Asean adalah information sharing dibanding joint surveillance.

Dalam information sharing para pihak yang terlibat hanya mempertukaran data yang bersifat non-classified saja agar tidak ada gesekan dengan pihak lain.

Apapun pilihannya – joint surveillance atau information sharing – yang jelas TNI AL menempati posisi yang amat sentral di kawasan Asia Tenggara dan pemberdayaan atau penguatannya melalui berbagai kerja sama internasional berarti pula memberdayakan keamanan (maritim) kawasan.

Semoga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com