Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Aktivis Kecam PBB Terlambat Keluarkan Laporan soal Uighur

Kompas.com - 02/09/2022, 17:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Pada Rabu, Duta Besar China untuk PBB Zhang Jun mengatakan, Beijing sepenuhnya menentang tuduhan yang dibuat dalam laporan tersebut, seraya menambahkan bahwa mereka tidak bisa melihat dokumen tersebut.

Hal ini berbeda dengan apa yang disebut oleh Kepala HAM PBB Michelle Bachelet, bahwa laporan itu telah diberikan kepada otoritas terkait di China.

"Laporan itu merusak kerja sama antara PBB dan negara anggota. Laporan itu benar-benar mencampuri urusan dalam negeri China," kata Zhang Jun.

Pekan lalu, Bachelet mengakui bahwa dia menghadapi tekanan luar biasa atas laporan Xinjiang. Dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email kepada kantor berita AFP pada Rabu, Bachelet mengatakan masalah itu serius sambil mengulangi bahwa dia telah membicarakannya dengan pihak berwenang China selama perjalanannya ke sana pada bulan Mei.

Bachelet juga menegaskan bahwa dialog dengan China tidak berarti menutup mata.

Baca juga: China Buka Pintu Xinjiang, Tim HAM PBB Tiba di Guangzhou Siap Kunjungi Uighur

Aktivis mengkritik Bachelet

Namun, beberapa aktivis HAM mengatakan kepada DW bahwa Bachelet telah gagal memenuhi tugas kepala HAM PBB.

"Posisi komisaris tinggi HAM mengharuskannya untuk menjadi pejuang HAM di luar negara. Dia bukan mediator antar pemerintah, seperti yang dia asumsikan dalam situasi ini," kata Raphael Viana David, seorang advokat China dan Amerika Latin di Layanan Internasional untuk HAM (ISHR).

"Dia harus mewakili kepentingan hak asasi manusia yang lebih tinggi di dunia di luar masalah geopolitik. Ini menjadi salah satu kritik utama kami terhadap pendekatannya ke China," tambahnya.

Baca juga: Komentari Etnis Uighur Bawa Obor Olimpiade Beijing, AS: Pengalihan Isu

Untuk beberapa orang Uighur yang anggota keluarganya tetap terdampar di Xinjiang, laporan tersebut disebut membantu menarik perhatian global.

"Laporan tersebut membuat situasi Uighur lebih dikenal dunia, terutama negara-negara anggota PBB,” kata Mamutjan Abdurehim, seorang pria Uighur yang diasingkan di Australia yang telah dipisahkan dari istri dan dua anaknya sejak 2016.

"Saya berharap laporan ini akan menjadi seruan baru untuk lebih banyak kecaman dan tekanan terhadap China sehingga dapat membalikkan kebijakannya dan membebaskan orang-orang yang tidak bersalah seperti istri saya sambil menyatukan kembali keluarga Uighur seperti saya," katanya kepada DW.

Baca juga: Etnis Uighur Gembira AS Boikot Diplomatik Olimpiade Beijing 2022

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Konfirmasi Semakin Banyak Sandera Tewas, Ini Alasannya

Israel Konfirmasi Semakin Banyak Sandera Tewas, Ini Alasannya

Global
G7 Dukung Perjanjian Damai di Gaza, Minta Hamas Segera Menerimanya

G7 Dukung Perjanjian Damai di Gaza, Minta Hamas Segera Menerimanya

Global
[POPULER GLOBAL] Ini Alasan Korut Kirim Balon Sampah | Kakak Adik Nikahi 1 Perempuan

[POPULER GLOBAL] Ini Alasan Korut Kirim Balon Sampah | Kakak Adik Nikahi 1 Perempuan

Global
Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Kedubes Israel di Romania Dilempari Bom Molotov

Global
Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Alasan Kenapa Trump Tetap Bisa Maju ke Pilpres AS 2024 Andaikan Dipenjara

Global
Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Memanas, Korea Selatan Berencana Setop Perjanjian Militer Buntut Korea Utara Kirim Balon Sampah

Global
Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Kisah Collier Landry, Bocah 11 Tahun yang Yakinkan Detektif bahwa Ayahnya Membunuh Ibunya

Global
Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Sri Lanka: 455 Orang Ditipu untuk Berperang bersama Rusia di Ukraina

Global
Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Israel Masih Gempur Rafah hingga Khan Younis, Korban Terus Berjatuhan

Global
Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Kisah Kakak Beradik di Vietnam Nikahi 1 Perempuan, Tinggal Bersama dan Punya 10 Anak

Global
Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Rangkuman Hari Ke-830 Serangan Rusia ke Ukraina: Belgorod dan Kursk Diserang | Pemakaman Relawan Medis

Global
Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Ukraina Serang Belgorod dan Kursk, 2 Wilayah di Perbatasan Rusia

Global
4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

4 Tantangan Besar Ini Menanti Presiden Baru Meksiko

Global
Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Tak Bisa Temukan Susu, Ibu di Gaza Terpaksa Beri Tepung ke Sang Buah Hati...

Global
Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Apa Dampak Ukraina Diizinkan Pakai Senjata Barat untuk Serang Wilayah Rusia?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com