KISHINEV, KOMPAS.com - Rusia mengancam siap berperang dengan Moldova jika sampai menganggu tentara mereka di Transdiestria.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada Kamis (1/9/2022) memperingatkan Moldova bahwa mengancam keamanan pasukan Rusia di wilayah Transdniestria yang memisahkan diri berisiko memicu konfrontasi militer dengan Moskwa.
Rusia telah menempatkan pasukan penjaga perdamaian di Transdniestria sejak awal 1990-an, ketika konflik bersenjata melihat separatis pro-Rusia merebut sebagian besar wilayah dari kendali Moldova.
Baca juga: Moldova Terima 100 Ancaman Bom Ranjau Sejak Awal Bulan, Kekhawatiran akan Invasi Rusia Memuncak
Pemerintah di Moldova menekankan bahwa pihaknya berkomitmen untuk melakukan dialog damai mengenai masa depan kawasan itu.
Mereka mengatakan akan memanggil penjabat duta besar Rusia untuk memperjelas posisinya.
Rusia mengatakan tentaranya ada di sana untuk menjaga perdamaian dan stabilitas, tetapi Moldova ingin Moskwa menarik pasukannya.
"Setiap orang harus memahami bahwa setiap tindakan yang akan mengancam keamanan pasukan kami (di Transdniestria) akan dianggap di bawah hukum internasional sebagai serangan terhadap Rusia, seperti yang terjadi di Ossetia Selatan ketika pasukan penjaga perdamaian kami diserang oleh (mantan Presiden Georgia Mikheil) Saakashvili," kata Lavrov, dikutip dari Kantor berita Reuters.
Insiden pada 2008 itu diketahui mengakibatkan perang lima hari di mana pasukan Rusia merebut beberapa kota Georgia.
Tak lama setelah itu, Moskwa mengakui Ossetia Selatan dan wilayah lain yang memisahkan diri dari Georgia, Abkhazia, sebagai wilayah merdeka.
Baca juga: Inggris Akan Persenjatai Moldova untuk Pertahanan Diri dari Rusia
Transdniestria, yang sangat bergantung pada Moskwa untuk mendapatkan dukungan, melaporkan serangkaian serangan sporadis pada bulan April, yang semakin meningkatkan ketegangan yang sudah tinggi setelah intervensi Rusia di Ukraina, yang berbatasan dengan Moldova.
Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Moldova, Daniel Voda, mengatakan hak-hak semua minoritas, termasuk penutur bahasa Rusia dijamin.
"Moldova tetap berkomitmen penuh untuk dialog damai di (Transdniestria) dan menyerukan Rusia untuk menarik pasukan yang ditempatkan secara ilegal di wilayah kami. Setiap saran dari pendekatan yang berbeda tidak berdasar," tweetnya.
Untuk mengklarifikasi hal di atas, kata dia, Menteri Luar Negeri Nicu Popescu telah memerintahkan agar penjabat duta besar Rusia dipanggil.
Baca juga: Pasukan Separatis Pro-Rusia di Moldova Sebut Wilayahnya Diserang Drone 4 Kali