Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir Pakistan: Bukti Nyata Perubahan Iklim Sebabkan Bencana Dahsyat

Kompas.com - 29/08/2022, 09:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

ISLAMABAD, KOMPAS.com – Kematian akibat banjir bandang di Pakistan melampaui 1.000 jiwa sejak pertengahan Juni.

Pejabat tinggi Pakistan menyebut, hujan deras yang turun di Pakistan belakangan ini merupakan bukti perubahan iklim yang serius, memicu bencana.

Banjir bandang akibat hujan lebat telah menyapu desa-desa dan berbagai wilayah di Pakistan, sebagaimana dilansir AP, Minggu (28/8/2022).

Baca juga: Korban Tewas Banjir Pakistan Hampir 1.000 Jiwa, Pemerintah Nyatakan Darurat Nasional

Tentara dan tim penyelamat diterjunkan untuk mengevakuasi penduduk dan menyediakan makanan bagi ribuan orang Pakistan yang telantar.

Otoritas Manajemen Bencana Nasional Pakistan melaporkan, musim hujan di negara tersebut datang pada pertengahan Juni, lebih awal dari biasanya.

Manajemen Bencana Nasional Pakistan menuturkan, korban tewas akibat banjir bandang mencapai 1.061 jiwa di berbagai provinsi.

Sherry Rehman, seorang senator Pakistan, mengatakan dalam sebuah video di Twitter bahwa Pakistan sedang mengalami bencana iklim yang serius, salah satu yang paling sulit dalam dekade ini.

Baca juga: Tiga Perwira Angkatan Udara India Dipecat karena Tak Sengaja Tembakkan Rudal ke Pakistan

“Kami saat ini berada di titik nol dari garis depan peristiwa cuaca ekstrem, dalam gelombang panas yang tak henti-hentinya, kebakaran hutan, banjir bandang, peristiwa banjir, dan sekarang monsun monster dekade ini sedang melanda tanpa henti,” ucap Rehman.

Pernyataan di depan kamera itu di-retweet oleh Duta Besar Pakistan untuk Uni Eropa.

Pada Sabtu (28/8/2022) malam, banjir dari dari Sungai Swat menyapu Provinsi Khyber Pakhtunkhwa.

Puluhan ribu orang, terutama di Distrik Charsadda dan Nowshehra dievakuasi dari rumah mereka ke kamp-kamp bantuan yang didirikan di gedung-gedung pemerintah.

Baca juga: Mantan PM Pakistan Imran Khan Didakwa dengan UU Terorisme

Juru Bicara Pemerintah Provinsi Khyber Pakhtunkhwa Kamran Bangash mengatakan, banyak juga yang berlindung di pinggir jalan.

Bangash mengatakan, sekitar 180.000 orang telah dievakuasi dari Charsadda dan 150.000 dievakuasi dari desa-desa di Distrik Nowshehra.

Musim hujan yang tak biasa telah memengaruhi keempat provinsi di Pakistan. Hampir 300.000 rumah hancur, banyak jalan tidak dapat dilalui, dan pemadaman listrik telah meluas.

Rehman mengatakan kepada TRT World bahwa apa yang terjadi di Pakistan saat ini merupakan krisis global.

Baca juga: 304 Korban Tewas dan 9.000 Rumah Hancur Akibat Hujan Monsun dan Banjir di Pakistan

“Dan tentu saja kita akan membutuhkan perencanaan yang lebih baik dan pembangunan berkelanjutan di lapangan,” ucap Rehman.

Sebelumnya, pada Mei, Rehman telah mengatakan kepada BBC Newshour bahwa utara dan selatan negara itu menyaksikan peristiwa cuaca ekstrem karena kenaikan suhu bumi.

Pemerintah telah mengerahkan tentara untuk membantu otoritas sipil dalam operasi penyelamatan dan bantuan di seluruh negeri.

Perdana Menteri Pakistan Shabaz Sharif mengunjungi korban banjir di Kota Jafferabad di Baluchistan. Dia berjanji pemerintah akan menyediakan perumahan bagi semua orang yang kehilangan rumah.

Baca juga: Kisah Wanita India yang Akhirnya Bisa Pulang Kampung ke Pakistan setelah 75 Tahun

Berita video " Curah Hujan Tinggi, Banjir Besar Landa Pakistan" dapat disimak di bawah ini


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Sebelum Ebrahim Raisi, Ini Deretan Pemimpin Lain yang Tewas dalam Drama Penerbangan

Global
Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Joe Biden Kecam ICC karena Berupaya Menangkap PM Israel

Global
[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

[POPULER GLOBAL] Presiden Iran Meninggal Kecelakaan | Kronologi Penemuan Helikopter Raisi

Global
China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan 'Satu China'

China: Dinamika Politik Taiwan Tak Akan Ubah Kebijakan "Satu China"

Global
Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Sejarah Orang Jawa di Kaledonia Baru, Negara yang Sedang Dilanda Kerusuhan

Global
Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Ketika 706 Orang Bernama Kyle Berkumpul, tapi Gagal Pecahkan Rekor...

Global
Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Meski Alami Luka Bakar, Jenazah Presiden Iran Dapat Dikenali dan Tak Perlu Tes DNA

Global
ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

ICC Ancang-ancang Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Israel dan Pemimpin Hamas

Global
Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Ukraina Jatuhkan 29 Drone Rusia dalam Semalam, Targetkan Barat, Tengah, dan Selatan

Global
Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Hari Ini, Kondisi PM Slovakia Stabil dan Membaik

Global
Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Jasad Presiden Iran Ebrahim Raisi Ditemukan dan Dibawa ke Tabriz, Operasi Pencarian Diakhiri

Global
Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Penikaman di SD China, 2 Orang Tewas, 10 Lainnya Terluka

Global
Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Apa Tujuan Asli Putin Menginvasi Ukraina?

Internasional
Hamas: Ebrahim Raisi, Sosok Terhormat Pendukung Palestina

Hamas: Ebrahim Raisi, Sosok Terhormat Pendukung Palestina

Global
ISIS Serang Wisatawan Asing di Afghanistan, Sektor Pariwisata Terguncang

ISIS Serang Wisatawan Asing di Afghanistan, Sektor Pariwisata Terguncang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com