Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketahuan Masturbasi di Mobil, Pria Ini Terancam Dideportasi

Kompas.com - 27/08/2022, 17:31 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

CCT menggunakan peralatan yang tidak sesuai

Loganathan meminta laporan terpisah dari dua psikolog klinis--Dr Grant Blake dan Dr Emma Collins--di mana keduanya tidak sependapat dengan penilaian CCT dan mengatakan kemungkinan pria asal Nepal tersebut melakukan tindakannya lagi sangat rendah.

Dr Blake bahkan menggambarkan kemungkinan pria tersebut melakukan tindakannya lagi "hampir mustahil" dan "terlalu dibesar-besarkan."

Pada pengadilan hari Senin (1/8/2022), Dinesh Loganathan mengatakan kepada Hakim Andrew McKee bahwa meski ada laporan dari dua psikolog klinis tersebut, CCT tetap pada keputusanya.

"Kami memiliki laporan dua psikolog klinis yang memberikan laporan kepada pengadilan bahwa Static-99R (alat penilaian psikologi yang digunakan) tidak seharusnya digunakan untuk klien saya dan cara penggunaannya keliru," katanya di persidangan.

"Laporan dari Community Corrections memberikan rekomendasi bahwa kemungkinan dia melakukan perbuatannya lagi adalah di tingkat medium.

"Di sisi lain, ada laporan Dr Blake yang mengatakan bahwa Community Corrections sudah lama salah menggunakan alat penilain dan entah sudah berapa lama mereka menggunakannya.

McKee kemudian mempertanyakan tuduhan bahwa CCT telah salah menggunakan alat penilai.

Loganathan menjawabnya dengan mengutip pendapat Dr Blake.

"Community Corrections harus diberitahu bahwa mereka terus menggunakan alat penilaian yang keliru.

"Ini adalah tindakan tidak etis, hal yang tidak bisa diterima. Ini tidak bisa dibiarkan terus terjadi." kata Loganathan membacakan laporan Dr Blake.

Baca juga:

Loganathan mengatakan pendapat Dr Blake adalah bahwa alat penilaian tersebut tidak seharusnya digunakan untuk kliennya dan CCT terus menggunakannya untuk mereka yang masuk dalam Kategori B.

Di pengadilan, psikolog lainnya, Dr Emma Collins juga mengatakan Static-99R tidak seharusnya digunakan untuk mereka yang masuk Kategori B.

Alat tersebut dikembangkan oleh peneliti Kanada dan Inggris

Menurut petunjuk manual Static-99R, pelanggar Kategori B termasuk mengirim SMS bernada seksual, melakukan tindakan seksual bersama-sama di tempat publik, dan melakukan tindakan senonoh tanpa adanya motif seksual.

Static-99R ini dikembangkan oleh para peneliti di Inggris dan Kanada dan digunakan untuk menilai kasus di mana terjadi pelanggaran seksual dengan korban yang diketahui.

Perwakilan Community Corrections di pengadilan, Emily Drysdale, yang tidak melakukan sendiri penilaian tersebut mengatakan penilaian dilakukan dengan asumsi adanya pelanggaran seksual yang terjadi.

"Komunikasi saya dengan manajemen senior adalah bahwa ini sudah diterapkan dengan benar," katanya di persidangan.

Dia mengatakan CCT tidak memiliki pendapat apakah pria tersebut harus masuk dalam Daftar Pelaku Pelanggaran Seksual atau tidak, dan itu diserahkan kepada keputusan pengadilan.

Persidangan masih akan dilanjutkan.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

Baca juga: Video Viral karena Masturbasi di LRT, Pria Ini Tertangkap Setelah Beraksi Kembali

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

[POPULER GLOBAL] Rudal Tua Tapi Canggih | Miss Buenos Aires Usianya 60

Global
WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com