Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

40 Pekerja Paksa di Kamboja Kabur Berenang ke Vietnam karena Tidak Dibayar

Kompas.com - 20/08/2022, 14:02 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Sebanyak 40 pekerja asal Vietnam yang diduga dipaksa bekerja tanpa bayaran di kasino Kamboja, melarikan diri kembali ke negara mereka dengan berenang menyeberangi sungai, kata otoritas Phnom Penh pada Jumat (19/8/2022).

Puluhan pegawai Golden Phoenix Entertainment Casino di provinsi Kandal-- yang bersebelahan dengan Vietnam--melawan petugas keamanan untuk melarikan diri, meninggalkan satu orang yang hilang tersapu arus, lapor media Pemerintah Vietnam.

"Orang-orang ini mungkin bekerja di sini secara ilegal," kata Menteri Dalam Negeri Kamboja Sar Kheng dikutip dari kantor berita AFP.

Baca juga: Wanita dalam Foto Ikonik Perang Vietnam Akhirnya Angkat Bicara setelah 50 Tahun

"Mereka dijanjikan gaji, tetapi mereka tidak mendapatkan apa yang dijanjikan... Mereka menyeberang kembali ke Vietnam karena tidak dapat mencapai kesepakatan. Mereka melarikan diri dari tempat itu," ungkapnya.

Dia menambahkan, polisi Kamboja menahan manajer kasino dan sedang menyelidiki insiden tersebut.

Seorang korban berusia 20 tahun mengatakan, penjaga keamanan kasino menyerang kelompok itu dengan tongkat dan besi ketika mereka mencoba melarikan diri.

"Empat bulan kami ditipu saat bekerja di kasino Kamboja seperti neraka," katanya kepada situs berita VnExpress, seraya menambahkan bahwa dia dipaksa bekerja 14 jam sehari.

"Jika saya tidak melakukannya, saya akan dipukuli sampai mati."

Kolonel polisi Vietnam Dinh Van Noi berujar, 35 pria dan lima wanita diinterogasi dan dites Covid-19 setelah menyeberangi Sungai Binh Di, yang merupakan perbatasan alami dan selebar 70 meter pada titik tersempitnya.

Dia menyampaikan kepada media pemerintah bahwa para pekerja itu dipaksa bekerja berjam-jam di kasino dan tidak dibayar sesuai perjanjian mereka.

Baca juga:

Menurut media pemerintah, sekitar 250 pekerja Vietnam lainnya diselamatkan dari majikan yang tidak memenuhi kewajiban di Kamboja pada paruh pertama tahun ini.

Pihak berwenang Kamboja sudah melakukan pemeriksaan imigrasi nasional yang bertujuan menindak jaringan perdagangan manusia, menyusul banyaknya laporan orang-orang dari negara-negara Asia Tenggara lainnya yang ditipu untuk bermigrasi agar mendapatkan kesempatan kerja yang dianggap menguntungkan.

Puluhan orang Indonesia juga sempat diselamatkan dari penipuan di kota pesisir Kamboja, Sihanoukville, pada Juli 2022.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi membahas masalah ini dengan pihak berwenang Kamboja selama kunjungan ke Phnom Penh pada Agustus 2022.

Baca juga: 7 WNI Kembali Berhasil Diselamatkan di Sihanoukville Kamboja

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com