PHNOM PENH, KOMPAS.com - Bahan peledak buatan Amerika Serikat (AS) seberat 2.000 pon (907 kg) ditemukan di dasar sungai seberang Istana Kerajaan Kamboja, di ibu kota Phnom Penh pada Kamis (5/5/2022).
Pasukan penjinak bom Kamboja kemudian dipanggil untuk mengeluarkan bahan peledak tersebut, kata seorang petugas penjinak ranjau.
Bom AN-M66--berisi lebih dari 500 kilogram bahan peledak--itu ditemukan saat pengerukan dan pembersihan di titik pertemuan sungai Mekong dan Tonle Sap, kata Pusat Aksi Ranjau Kamboja dikutip dari AFP.
"Jika bom ini meledak bisa menyebabkan kerusakan besar pada hotel, rumah, atau bahkan Istana Kerajaan. Sangat beruntung bagi Kamboja," kata direktur jenderal Heng Ratana di Facebook.
Bom itu kini telah dipindahkan dari ibu kota untuk dijinakkan, tambahnya.
Amerika Serikat menjatuhkan jutaan bom di Kamboja dan Laos selama Perang Vietnam pada 1960-an dan 1970-an dalam upaya menghantam pangkalan komunis.
Namun, Washington kemudian menjadi donatur bantuan utama ketika Kamboja bangkit dari tragedi genosida Khmer Merah yang menyebabkan dua juta orang meninggal karena terlalu banyak bekerja, kelaparan, dan eksekusi massal selama 1975-1979.
Efek dari serangkaian pemboman sudah lama dirasakan. Sekitar 20.000 warga Kamboja tewas selama 40 terakhir akibat menginjak ranjau darat atau persenjataan yang tidak meledak.
Sekitar dua kali lipat dari angka itu adalah korban terluka dan banyak yang kehilangan kaki.
Kerajaan Kamboja berjanji untuk membersihkan semua ranjau dan persenjataan yang tidak meledak pada 2025.
Baca juga: Wali Kota Mykolaiv Ukraina Sebut Rusia Gunakan Bom Tandan di Wilayah Sipil