NEW YORK, KOMPAS.com - Penulis buku Ayat-ayat Setan, Salman Rushdie ditikam pada Jumat (12/8/2022) saat menghadiri acara sastra di negara bagian New York, Amerika Serikat (AS).
Akibat Salman Rushdie ditikam, penulis asal Inggris yang sempat menjadi sasaran ancaman pembunuhan di Iran tersebut menjalani operasi darurat hari itu juga.
Dikutip dari kantor berita AFP, Salman Rushdie diterbangkan ke rumah sakit sebelum pukul 11.00 waktu setempat, kata Mayor Eugene Staniszewski dari kepolisian negara bagian New York kepada wartawan.
Baca juga: Salman Rushdie, Penulis Buku Ayat-ayat Setan Ditikam di New York
Polisi tidak memberikan rincian tentang kondisi pria berusia 75 tahun tersebut selain masih menjalani operasi.
Tersangka telah ditahan dan diidentifikasi sebagai Hadi Matar (24) dari Fairfield, New Jersey. Kemungkinan motif masih belum diketahui.
Salman Rushdie sempat dipuji dunia karena novel keduanya yang berjudul Midnight's Children pada 1981, serta memenangi Penghargaan Booker bergengsi di Inggris untuk penggambarannya tentang India pasca-kemerdekaan.
Namun, buku The Satanic Verse atau Ayat-ayat Setan pada 1988 memicu keputusan agama oleh pemimpin revolusioner Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini yang menyerukan kematiannya.
Novel itu dianggap tidak menghormati Nabi Muhammad oleh sebagian umat Islam.
Polisi mengatakan, Salman Rushdie ditikam di leher serta perut. Sejumlah orang bergegas ke panggung dan meringkus tersangka ke lantai sebelum polisi yang hadir di acara itu menangkapnya.
Baca juga: Salman Rushdie Ditikam, Penulis Ayat-ayat Setan Itu Terancam Kehilangan 1 Mata
Seorang dokter di antara para peserta sempat memberikan perawatan medis sampai responden darurat pertama tiba.
Pewawancara di atas panggung, Ralph Henry Reese (73) tahun, mengalami luka di wajah tetapi sudah dipulangkan dari rumah sakit, kata polisi.
Serangan itu terjadi di Chautauqua Institution yang menyelenggarakan program seni di kawasan tepi danau yang tenang, 110 kilometer selatan kota Buffalo.
Carl LeVan, profesor politik Universitas Amerika yang menghadiri acara tersebut, mengatakan kepada AFP bahwa dia melihat tersangka berlari ke panggung tempat Salman Rushdie duduk dan menikamnya berulang kali.
LeVan mengaku syok dengan insiden itu, karena menurutnya Chautauqua adalah tempat yang aman untuk kebebasan berkreasi.
"Mengetahui bahwa ini terjadi di sini, dan melihatnya--itu mengerikan," katanya. "Apa yang saya lihat hari ini adalah inti dari intoleransi."
Baca juga: Siapa Salman Rushdie dan Apa Isi Buku Ayat-ayat Setan?
Saksi lain bernama John Stein mengatakan kepada ABC, penyerang menusuk di sisi kanan kepala lalu leher, dan darah keluar setelah Salman Rushdie ditikam.