Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program Nuklir Iran Disebut Maju Pesat

Kompas.com - 24/07/2022, 09:02 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

TEHERAN, KOMPAS.com – Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Rafael Grossi mengayakan program nuklir Iran maju pesat dan IAEA memiliki visibilitas yang sangat terbatas tentang apa yang terjadi.

Rafael Grossi mengatakan hal itu kepada surat kabar Spanyol El Pais dalam sebuah wawancara yang diterbitkan pada Jumat (22/7/2022).

Pada Juni lalu, Iran mulai mencopot seluruh peralatan pemantauan lembaga tersebut, yang dipasang berdasarkan perjanjian nuklir tahun 2015 dengan negara-negara adidaya.

Baca juga: Sejarah Penganut Syiah di Iran

Grossi mengatakan, perkembangan itu dapat menyebabkan pukulan fatal terhadap peluang menghidupkan kembali kesepakatan yang ditinggalkan AS pada 2018 di bawah kepemimpinan Donald Trump.

“Intinya adalah bahwa selama hampir lima minggu saya memiliki visibilitas yang sangat terbatas, dengan program nuklir yang maju pesat, sehingga jika tercapai kesepakatan, akan sangat sulit bagi saya untuk merekonstruksi teka-teki selama periode yang penuh dengan kebutaan paksa ini,” kata Grossi kepada El Pais, sebagaimana dikutip dari Reuters.

“Bukannya tidak mungkin, tapi akan menuntut tugas yang sangat kompleks dan mungkin beberapa persetujuan khusus,” kata Grossi.

Bulan lalu Grossi mengatakan hanya ada waktu tiga sampai empat minggu untuk memulihkan setidaknya beberapa kemampuan pemantauan yang dicopot sebelum IAEA kehilangan kemampuan untuk memahami aktivitas nuklir terpenting Iran.

Iran dilaporkan telah melanggar banyak batasan kegiatan nuklir sesuai kesepakatan semenjak AS keluar dari perjanjian itu dan kembali menjatuhkan sanksi terhadap Teheran pada 2018.

Republik Islam itu memperkaya kandungan uranium hingga mendekati level senjata.

Baca juga: Terkait Nuklir Iran, AS dan Israel Sepakat Teken Deklarasi Yerusalem

Kekuatan Barat memperingatkan bahwa Iran semakin mendekati kemampuan menciptakan bom nuklir. Iran sendiri membantah berniat demikian.

Perundingan tidak langsung antara Iran dan AS untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir tahun 2015 menghadapi jalan buntu sejak Maret lalu.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian sebagaimana dikutip pada Jumat, mengatakan bahwa Iran dan AS hampir mencapai kesepakatan untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir 2015. Tetapi, Teheran membutuhkan jaminan dari AS agar tidak “digigit dua kali.”

“Kami memiliki teks (perjanjian) yang sudah siap di hadapan kami dan kami menyepekati lebih dari 95 hingga 96 persen isinya, tapi ada satu kelemahan penting dalam teks ini: kami harus memperoleh manfaat ekonomi penuh dari perjanjian itu. Kami tidak ingin digigit dua kali,” demikian Amirabdollahian dikutip media Iran.

Grossi mengaku mengkhawatirkan pekan-pekan tanpa visibilitas.

“Badan kami perlu merekonstruksi sebuah basis data. Tanpanya, perjanjian apa pun akan sangat rapuh, karena jika kita tidak tahu apa yang ada di sana, bagaimana kita bisa menentukan berapa banyak bahan yang akan diekspor, berapa banyak sentrifugal yang tidak digunakan,” tutur dia.

Baca juga: Kunjungi Israel, Biden Tegaskan Sikap AS soal Nuklir Iran

Saat ditanya Reuters mengenai laporan bahwa Iran meningkatkan pengayaan uraniumnya lebih lanjut dengan penggunaan mesin canggih di pabrik Fordow, Grossi mengatakan, “kemajuan teknis program Iran stabil”.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com