KOMPAS.com - Lonjakan harga energi kini dialami negara-negara Eropa turut mengerek naik inflasi di seluruh “Benua Biru”. Kondisi ini salah satunya dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina.
Lantas, bagaimana kebijakan pemerintah “Benua Biru” untuk mengurangi beban warganya menghadapi kenaikan harga?
Menurut lembaga pemikir Bruegel di Brussel, masing-masing pemerintah di Eropa melakukan berbagai langkah dengan pendekatan yang berbeda-beda dalam menghadapi lonjakan harga energi, berikut contohnya:
Baca juga: Ukraina Mulai Pasok Listrik ke Eropa, Akan Ambil Pasar Energi yang Ditinggalkan Rusia?
Di Jerman, pemerintah menurunkan pajak dan pungutan terhadap bahan bakar minyak untuk mencegah harga bensin melambung tinggi.
Selain itu, pemerintah Jerman meluncurkan serangkaian program bantuan, antara lain tunjangan energi 300 euro (Rp 4,7 juta) untuk setiap pekerja, yang dibayar bersama dengan gaji.
Setiap keluarga yang memiliki anak akan mendapat tunjangan tambahan 100 euro (Rp 1,5 juta) per anak.
Mereka yang menganggur juga akan menerima uang 200 euro (Rp 3,1 juta), di samping tunjangan pengangguran yang dibayarkan setiap bulan.
Baca juga: Gas Rusia ke Jerman Dikhawatirkan Segera Disetop Total, Berlin Ketar-ketir
Pemerintah Yunani meluncurkan program bantuan sampai 3,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Didasarkan pada perbandingan PDB-nya, inilah program bantuan termahal yang dluncurkan di Uni Eropa.
Sejak kuartal terakhir pada 2021, pemerintah Yunani mulai menerapkan pemotongan biaya listrik bagi setiap keluarga sampai 42 euro (sekitar Rp 650.000) per bulan. Sistem perhitungannya dimaksudkan agar mendorong warga ikut menghemat listrik.
Lalu pada awal 2022 sistemnya berubah, yaitu pemotongan biaya listrik sampai 65 euro (Rp 1 juta) per megawatt per jam (MWh) bagi perusahaan hingga 180 euro (Rp 2,8 juta) per MWh bagi keluarga berpendapatan rendah.
Rata-rata pertahun konsumsi listrik untuk kelompok rumah tangga di negara Mediterania ini bisa mencapai tiga sampai lima KWh per tahun.
Untuk penggunaan gas juga diterapkan bantuan dengan skema serupa. Namun, bantuan ini tidak lagi dikaitkan dengan langkah penghematan listrik.
Baca juga: Gas dan Minyak Rusia: Berapa Besar Ketergantungan Dunia Padanya?
Baca juga: Daftar Negara yang Membeli Minyak Rusia, Konsumen Terbesar Ada di Asia
Baca juga: [KABAR DUNIA SEPEKAN] Presiden Jokowi Temui Putin dan Zelensky | Rusia Gagal Bayar Utang
Ketiga negara Baltik ini menurut statistik Eropa (Eurostat) mengalami kenaikan tingkat inflasi yang tertinggi di Eropa.
Masalahnya, mereka sebagian besar mengimpor kebutuhan energi dari Rusia. Karena itu, penerapan sanksi terhadap Rusia ikut memberikan beban berat bagi negara-negara ini.