KOMPAS.com - Ketegangan baru antara Rusia dan Barat meningkat setelah Lituania memutuskan menghentikan pengangkutan beberapa barang melalui wilayahnya ke wilayah Kaliningrad Rusia.
Hal ini jadi bagian dari sanksi Uni Eropa terhadap Kremlin.
Dilansir VOA, Kremlin memperingatkan akan membalas sanksi invasi mereka ke Ukraina, dengan cara yang akan memiliki "dampak negatif yang signifikan" pada rakyat Lituania.
Baca juga: PM Inggris: Rusia Akan Segera Kekurangan Senjata dan Tentara untuk Perang di Ukraina
Ancaman ini jelas meningkatkan kekhawatiran konfrontasi langsung antara Rusia dan NATO.
Ketegangan pun kian terasa meningkat di Kaliningrad, bagian dari Rusia di Laut Baltik yang terpisah dari bagian lain negara itu.
Wilayah Kaliningrad pernah menjadi bagian dari provinsi Jerman di Prusia Timur, yang diambil alih Uni Soviet setelah Perang Dunia II, sejalan dengan perjanjian Potsdam 1945 di antara kekuatan Sekutu.
Ibukota Prusia Timur Konigsberg diubah namanya menjadi Kaliningrad, untuk Mikhail Kalinin, seorang pemimpin Bolshevik.
Diperkirakan 2 juta orang Jerman melarikan diri dari wilayah itu pada bulan-bulan terakhir Perang Dunia II, dan mereka yang tinggal diusir secara paksa setelah permusuhan berakhir.
Pihak berwenang Soviet mengembangkan Kaliningrad sebagai pelabuhan bebas es utama dan pusat perikanan utama, mendorong orang-orang dari daerah lain untuk pindah ke wilayah tersebut.
Sejak era Perang Dingin, Kaliningrad juga telah menjadi pangkalan utama armada Baltik Rusia.
Baca juga: Lituania: Rusia Berbohong tentang Blokade Jalur Kereta Api ke Kaliningrad
Tetapi sejak runtuhnya Uni Soviet, mulai muncul kemerdekaan negara-negara Baltik.
Lituania, Latvia, dan Estonia di dekat Kaliningrad, semuanya adalah anggota NATO. Di selatan adalah Polandia, anggota NATO lainnya.
Ketika hubungan Rusia dengan Barat memburuk, peran militer Kaliningrad telah berkembang.
Lokasinya telah menempatkannya di garis depan upaya Moskwa untuk melawan apa yang digambarkan sebagai kebijakan bermusuhan NATO.
Kremlin telah secara metodis memperkuat pasukan militernya di sana, mempersenjatai mereka dengan senjata canggih, termasuk rudal Iskander yang dipandu dengan presisi dan berbagai sistem pertahanan udara.