Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penduduk Lituania Ketar-ketir Setelah Rusia Mengancam

Kompas.com - 22/06/2022, 07:50 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber AFP

KYBARTAI, KOMPAS.com – Ancaman Rusia untuk menghukum Lituania atas pemblokiran pengiriman kereta api ke wilayah kantong Rusia, Kaliningrad membuat gelisah para penduduk, terutama yang tinggal tepat di dekat daerah tersebut.

Mereka menaruh kepercayaan pada keanggotaan NATO untuk menggagalkan setiap potensi aksi militer.

Lituania telah menutup rute untuk pengangkutan baja dan logam besi lainnya, yang menurut mereka dilakukan di bawah sanksi Uni Eropa (UE) untuk Rusia yang mulai berlaku pada Sabtu (18/6/2022).

Baca juga: Rusia Ancam Balas Lituania karena Larang Transit Kereta Api ke Kaliningrad

Hal ini meningkatkan kemarahan pejabat Rusia yang mengancam "dampak negatif yang serius" terhadap Lituania.

Pekerja asuransi Vitalijus Sidiskis, 59, megatakan meskipun sulit untuk memprediksi apa yang mungkin dilakukan Rusia, dia akan mencoba tetap tenang karena keanggotaan Lituania di Uni Eropa dan NATO.

"Tidak ada hal buruk yang akan terjadi karena Lituania ada di NATO dan di Uni Eropa," ungkap dia kepada Reuters.

"Saya tidak yakin bahwa mereka (Rusia) akan menyerang kita secara agresif," jelas Sidiskis.

Kaliningrad sebelumnya adalah pelabuhan Koenigsberg, ibu kota Prusia Timur.

Wilayah ini direbut dari Nazi Jerman oleh Tentara Merah pada April 1945 dan diserahkan ke Uni Soviet setelah Perang Dunia II.

Kaliningrad terjepit di antara anggota NATO Polandia dan Lituania.

Baca juga: Lituania Akan Larang Ekspor dan Impor via Kereta Api dari Kaliningrad Rusia

Setelah Rusia menginvasi Ukraina, Amerika Serikat dan sekutunya memberlakukan beberapa sanksi paling ketat dalam sejarah modern, sebuah langkah yang dilontarkan Kremlin mirip dengan deklarasi perang ekonomi.

Penduduk lain di kota perbatasan yang berpenduduk hampir 6.000 orang itu mengatakan bahwa ancaman dari Rusia telah menutupi masalah lain, seperti inflasi yang sangat tinggi yang melanda dompet banyak orang Lituania.

"Kami bekerja di dekat perbatasan dan penembakan serta manuvernya agak mengkhawatirkan," kata Galina Mateikuniene, seorang penjahit berusia 52 tahun.

"Kami mungkin lebih takut pada perang, invasi. Ekonomi adalah ekonomi," beber dia.

Hampir sejuta orang Rusia tinggal di kota pelabuhan Baltik yang terhubung ke seluruh Rusia melalui jalur kereta api melalui Lithuania yang merupakan anggota UE dan NATO.

Banyak orang Rusia biasa melintasi perbatasan untuk membeli barang di tempat-tempat seperti toko bunga kecil Laima Kudirkiene.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-117 Serangan Rusia ke Ukraina, Lituania Terseret Konflik, Donbass Masih Digempur

Pria Lituania berusia 47 tahun itu bersumpah untuk tetap berada di Kybartai meskipun masa depan tidak pasti.

Dia mengatakan sangat disayangkan kehilangan hubungan dengan pelanggan Rusia yang biasa mengunjungi tokonya.

"Mereka merayakan ulang tahun dan menikah. Itu adalah hal biasa sehari-hari. Saya tidak tahu bagaimana mereka hidup sekarang karena koneksi telah terputus," jelas dia.

Moskwa diketahui menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus khusus" untuk melucuti senjata Ukraina dan melindunginya dari fasis.

Kyiv dan pendukung Baratnya mengatakan ini adalah alasan yang salah untuk melancarkan perang agresi yang tidak beralasan.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-118 Serangan Rusia ke Ukraina, Lituania Makin Terseret Konflik, Kota Lysychansk Hancur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com