Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

328 Anak Tewas Sejak Kudeta Militer Myanmar

Kompas.com - 15/06/2022, 17:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com – Sedikitnya 328 anak telah dibunuh atau dilukai oleh kelompok-kelompok bersenjata sejak militer Myanmar melancarkan kudeta pada Februari 2021.

Hal tersebut disampaikan pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di Myanmar, Tom Andrews, dalam laporannya, Selasa (15/6/2022).

Dia mengatakan, hak-hak anak di Myanmar, seperti halnya anak-anak di seluruh dunia, harus dihormati, dimulai dari hak dasar untuk hidup.

Baca juga: Junta Myanmar Akan Eksekusi Gantung Mantan Anggota Partai Aung San Suu Kyi

“Namun di Myanmar, hak anak dan keluarga terkepung. Anak-anak tidak hanya terperangkap dalam baku tembak perang junta militer ilegal melawan rakyat, tetapi mereka juga menjadi sasaran,” kata laporan itu.

Andrews lantas menyerukan perlindungan anak-anak dari serangan brutal junta militer Myanmar yang merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.

“Setelah hampir satu setengah tahun meningkatnya pelanggaran hak asasi manusia dan kondisi yang terus memburuk, terutama bagi anak-anak dan keluarga Myanmar, jelaslah bahwa tanggapan masyarakat internasional terhadap krisis yang semakin dalam di Myanmar telah gagal. Perubahan tentu saja diperlukan,” ujar laporan itu.

Dia menambahkan, anak-anak Myanmar akan menjadi “generasi yang hilang” bila tidak ada tindakan untuk segera kembali ke jalan demokrasi dan tindakan perbaikan bersama.

Baca juga: Dapat Dukungan China, Pemberontak Desak Junta Militer Myanmar Mulai Perundingan Damai

“Serangan kekerasan junta terhadap anak-anak, yang didokumentasikan dalam laporan ini, adalah bagian dari serangan yang meluas dan sistematis terhadap rakyat Myanmar dan kemungkinan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang,” tambah laporan tersebut.

Selain itu, kudeta militer pada Februari 2021 membuat lebih dari 250.000 anak mengungsi ke negara-negara tetangga Myanmar.

Tentara dan petugas polisi Myanmar telah menyiksa setidaknya 142 anak sejak kudeta, menurut laporan yang diterima oleh PBB.

Sekitar sekitar 7,8 juta anak tetap tidak bersekolah karena kudeta. Militer dan kelompok bersenjata lainnya bertanggung jawab atas serangan terhadap fasilitas-fasilitas pendidikan.

Baca juga: Myanmar, Negara ASEAN yang Terletak Paling Barat dan Utara

“Situasi untuk siswa Myanmar tidak mungkin membaik selama junta tetap mengendalikan sistem pendidikan,” tutur laporan tersebut.

Kudeta militer disambut oleh kerusuhan sipil massal ketika orang-orang memprotes kembalinya kekuasaan militer di Myanmar.

Junta menindak keras aksi protes ketika PBB berulang kali memperingatkan negara itu telah jatuh ke dalam perang saudara.

Sejak Februari 2021, militer Myanmar telah membunuh hampir 2.000 orang menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik, sebuah kelompok pemantau lokal.

Baca juga: Setahun Kudeta, Banyak Tentara Myanmar Membelot dari Junta Militer

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Global
Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com