Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dapat Dukungan China, Pemberontak Desak Junta Militer Myanmar Mulai Perundingan Damai

Kompas.com - 01/06/2022, 13:02 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Kelompok etnis pemberontak Myanmar, yang kuat dan memiliki hubungan dekat dengan China, meminta Junta untuk terlibat dalam perundingan damai dengan pejuang anti-kudeta untuk mengakhiri 15 bulan pertumpahan darah.

Dengan kekuatan tetap sekitar 25.000, Angkatan Darat Negara Bagian “United Wa” (UWSA) adalah salah satu militer non-negara terbesar di dunia.

Baca juga: Myanmar, Negara ASEAN yang Terletak Paling Barat dan Utara

Kelompok itu membuat senjatanya sendiri dan memberlakukan wajib militer untuk seorang anggota dari setiap rumah tangga di daerah-daerah yang berada di bawah kendalinya.

Wilayah UWSA sebagian besar menempel pada daerah kantong otonomnya di perbatasan utara Myanmar dengan China.

Sejauh ini, kelompok itu hanya memiliki sedikit keterlibatan dalam pertempuran yang dipicu oleh penggulingan pemerintah Aung San Suu Kyi oleh militer tahun lalu.

UWSA mengajukan "imbauan kepada semua pihak dalam konflik untuk menyelesaikan konflik melalui negosiasi sesegera mungkin", katanya dalam sebuah pernyataan setelah pembicaraan dengan pejabat junta di ibu kota Naypyidaw sebagaimana dilansir AFP pada Selasa (31/5/2022).

Lebih lanjut dalam pernyataannya kelompok itu memperingatkan bahwa konflik internal di perbatasan yang melanda Myanmar sejak kemerdekaan dari Inggris, "telah membuktikan bahwa setiap masalah mendasar tidak dapat diselesaikan dengan kekuatan militer".

Ia menambahkan UWSA akan tetap berada di luar konflik antara junta dan lawan-lawannya, yang telah menjerumuskan negara itu ke dalam kekacauan dan membuat ratusan ribu orang mengungsi.

Baca juga: Setahun Kudeta, Banyak Tentara Myanmar Membelot dari Junta Militer

Tentara United Wa State Army (UWSA) berpartisipasi dalam parade militer, untuk memperingati 30 tahun gencatan senjata yang ditandatangani dengan militer Myanmar di Negara Wa, di Panghsang pada 17 April 2019. AFP PHOTO/YE AUNG THU Tentara United Wa State Army (UWSA) berpartisipasi dalam parade militer, untuk memperingati 30 tahun gencatan senjata yang ditandatangani dengan militer Myanmar di Negara Wa, di Panghsang pada 17 April 2019.

Myanmar memiliki sekitar 20 tentara pemberontak etnis. Banyak diantaranya mengendalikan petak-petak wilayah perbatasan terpencil, yang telah berperang satu sama lain dan militer selama beberapa dekade atas perdagangan narkoba, sumber daya alam, dan otonomi.

Beberapa telah mengutuk penggulingan pemerintah Suu Kyi, dan menawarkan perlindungan dan pelatihan senjata kepada "Pasukan Pertahanan Rakyat" (PDF) yang bermunculan setelah kudeta Myanmar.

Analis mengatakan PDF telah mengejutkan pasukan junta dengan keefektifannya.

Pasukan Wa mengerdilkan kumpulan kelompok pemberontak etnis lainnya, menimbulkan penghalang bagi militer, dan memberi Beijing jembatan yang berguna ke tetangganya yang kaya sumber daya.

China tetap menjadi sekutu utama junta Myanmar dan menolak menyebut penguasaan militer Myanmar sebagai kudeta.

Pada April, Beijing mengatakan akan membantu menjaga kedaulatan, kemerdekaan, dan integritas teritorial Myanmar "tidak peduli bagaimana perubahan situasinya".

Baca juga: Militer Myanmar Mulai Gunakan Kewarganegaraan sebagai “Senjata” Lawan Pengkritik Rezim

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Mengenal Kelompok-Kelompok Pro-Palestina di AS

Internasional
Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Zelensky Berterima Kasih ke Senat AS Usai Setujui Bantuan Rp 985 Triliun untuk Ukraina

Global
Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Senat AS Setujui Bantuan Militer Rp 209,9 Triliun ke Israel

Global
Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Argentina Surplus APBN untuk Kali Pertama dalam 16 Tahun

Global
Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Senat AS Setujui Paket Bantuan untuk Ukraina, Israel, dan Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Rangkuman Hari Ke-790 Serangan Rusia ke Ukraina: China Bantah Dukung Perang | Ukraina Panggil Warganya di Luar Negeri 

Global
Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Israel Dituding Bertanggung Jawab atas Kuburan Massal 340 Jenazah di RS Gaza

Global
Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Begini Cara Perang Rugikan Perkembangan Anak-anak

Global
Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Israel Tingkatkan Serangan di Gaza dan Perintahkan Evakuasi Baru di Wilayah Utara

Global
Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Saat Protes Menentang Perang di Gaza Meluas di Kampus-kampus Elite AS...

Global
[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

[POPULER GLOBAL] Tabrakan Helikopter AL Malaysia | Ketegangan Iran Vs Israel Memuncak

Global
Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Ulang Tahun, Foto Pangeran Louis Diunggah ke Medsos Usai Heboh Editan Kate

Global
Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Saat 313 Mayat Ditemukan di Kuburan Massal 2 RS Gaza...

Global
Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Rusia Batalkan Pawai Perang Dunia II untuk Tahun Kedua Beruntun

Global
Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Hampir Separuh Kota Besar di China Tenggelam karena Penurunan Tanah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com