Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Jadi Juru Kunci Pasar Beras Dunia, Pasok 150 Negara di Dunia

Kompas.com - 12/06/2022, 16:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: VOA Indonesia

NEW DELHI, KOMPAS.com - Keputusan yang mengejutkan dari India terkait pelarangan ekspor gandum telah menimbulkan kekhawatiran adanya kemungkinan ekspor beras juga akan dilarang. Hal tersebut mendorong pedagang beras untuk meningkatkan volume pembelian dan membuat pesanan terlebih dahulu meski untuk waktu pengiriman yang lebih lama.

Pejabat pemerintah dan perdagangan mengatakan India, pengekspor beras terbesar di dunia, tidak berencana untuk membatasi pengiriman untuk saat ini, karena harga lokal tetap rendah dan gudang negara menyimpan banyak pasokan.

Baca juga: Pertama Kalinya di India, Wanita Ini Gelar Upacara Menikahi Dirinya Sendiri

Kebijakan itu melegakan bagi negara-negara yang bergantung pada impor yang sudah bergulat dengan melonjaknya biaya pangan. Namun, sebagian besar musim tanam padi India masih ada di depan dan setiap perubahan dalam prospek panen dapat mengubah kebijakan pemerintah terhadap ekspor biji-bijian pokok.

Musim hujan menentukan volume panen padi India, dan curah hujan yang melimpah tahun ini akan membantu negara tersebut mempertahankan posisinya yang unggul dalam perdagangan beras global.

Namun, musim hujan yang tidak merata akan menghambat panen dan mengurangi hasil dan itu mungkin menyebabkan penurunan stok negara yang akan memicu pembatasan ekspor untuk memastikan pasokan yang cukup bagi 1,4 miliar penduduk negara itu.

Baca juga: Polisi India Tembak Mati 2 Pengunjuk Rasa dalam Protes Pernyataan Politisi BJP soal Nabi Muhammad

Sumber suplai beras dunia

Seorang buruh India mengeringkan tanaman padi di pinggiran Jammu, India, Jumat, 11 Desember 2020. AP/CHANNI ANAND via VOA INDONESIA Seorang buruh India mengeringkan tanaman padi di pinggiran Jammu, India, Jumat, 11 Desember 2020.

Ekspor beras India menyentuh rekor, yaitu 21,5 juta ton pada 2021, lebih banyak dari pengiriman gabungan dari empat eksporter biji-bijian terbesar dunia berikutnya, yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan, dan Amerika Serikat (AS).

India, konsumen beras terbesar dunia setelah China, memiliki pangsa pasar lebih dari 40 persen dari perdagangan beras global.

Stok beras domestik yang tinggi dan harga lokal yang rendah memungkinkan India menjual beras dengan diskon besar-besaran selama dua tahun terakhir, membantu negara-negara miskin, banyak di Asia dan Afrika, yang bergulat dengan melonjaknya harga gandum.

India mengekspor beras ke lebih dari 150 negara, dan setiap pengurangan pengirimannya akan memicu inflasi pangan. Biji-bijian adalah makanan pokok bagi lebih dari 3 miliar orang, dan ketika India melarang ekspor pada 2007, harga beras global melonjak ke harga rekor yang baru.

Baca juga: Unjuk Rasa Pecah di India Memprotes Pernyataan Politisi BJP soal Nabi Muhammad

Siapa yang menderita jika India batasi ekspor beras?

Petani berjalan melalui sawah di Desa Bhat di pinggiran kota Ahmedabad, India barat, 30 Juli 2012.REUTERS via VOA INDONESIA Petani berjalan melalui sawah di Desa Bhat di pinggiran kota Ahmedabad, India barat, 30 Juli 2012.

Setiap langkah untuk membatasi ekspor dari India akan memukul hampir setiap negara pengimpor beras.

Ini juga akan memungkinkan pemasok saingan Thailand dan Vietnam untuk menaikkan harga yang sudah lebih dari 30 persen di atas pengiriman India.

Selain melayani pembeli Asia seperti China, Nepal, Bangladesh, dan Filipina, India memasok beras ke negara-negara seperti Togo, Benin, Senegal, dan Kamerun.

Baca juga: Kasus-kasus Islamofobia Menodai Hubungan India dengan Negara-negara Lain

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com