Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ronny P Sasmita
Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution

Penikmat kopi yang nyambi jadi Pengamat Ekonomi

Nazi dan Sabu-Sabu

Kompas.com - 12/06/2022, 05:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TAHUN 1939-1940 misi ekspansionis Jerman atas Belgia dan Prancis sedang menggelora. Pertumbuhan militer Jerman membuat Belgia waswas. Maka di perbatasan Belgia-Jerman di sisi timur dibangunlah sebuah benteng yang sangat megah, dengan bungker dan tunel yang panjangnya mencapai lima kilometer (km) dan berada di bawah kedalaman tanah sekitar 20 meter (m).

Benteng itu bisa mengakomodasi 1.500 tentara Belgia sekaligus. Benteng tersebut dikenal dengan nama Eden Emael.

Tak hanya soal perkembangan militer Jerman saat itu yang menjadi penyebab dibangunya benteng itu. Saat perang dunia pertama pun Belgia diduduki Jerman via lokasi di mana Eden Emael berada, perbatasan sebelah timur.

Bagi Hitler, ambisi menduduki Belgia berarti mau tak mau harus mematahkan kedigdayaan benteng yang satu itu. Namun dengan gaya serangan biasa dan standar, bagaimanapun Jerman akan kewalahan, bahkan boleh jadi kalah.

Baca juga: Mengapa Hormat Nazi Dilarang?

Setelah perjanjian Versailes, Jerman tidak diperbolehkan memiliki angkatan udara dan pesawat termpur. Karena perjanjian tersebut, Jerman akhirnya mengembangkan jenis pesawat layang yang dikabarkan tak bersuara (sejenis glider terbang) dan cocok untuk serangan dadakan dengan jumlah pasukan kecil.

Mengapa? Karena pesawat layang sejenis tidak termasuk ke dalam jenis pesawat yang dilarang dalam perjanjian Versailes.

Bom cekung

Untuk menambah daya gedor, Jerman juga mengembangkan bom cekung, bom yang mempunyai daya ledak tertarget, hanya untuk menghantam target tertentu, terutama target berupa bungker dan benteng bawah tanah. Tekanan udara yang disebabkan bom cekung akan memorakmorandakan bungker musuh dari bawah, bukan dari atas.

Dengan memasang bom cekung di salah satu celah masuk bungker, maka tekanannya akan menyusuri semua ruangan di dalam bungker, lalu menghantam senjata meriam di bagian atas bungker. Dengan teknologi tersebut, Jerman kemudian memutuskan untuk menyerang Benteng Eden Emael dengan pasukan khusus yang berjumlah 86 orang.

Keputusan tersebut sesuai dengan strategi perang baru yang ditetapkan Hitler, yakni pendudukan cepat atau yang biasa kita kenal dengan sebutan bliztkrieg. Waktu serangan ditentukan sekitar jam 3 subuh tanggal 10 Mae 1940. Saat operasi datang, pesawat-pesawat layang Jerman mendarat di sekitar Benteng Eden Emael membawa 86 pasukan khusus Jerman (paratroopers).

Jumlahnya jelas tak seimbang dengan tentara Belgia yang sedang menanti mereka di dalam benteng, yakni sekitar 750 tentara. Tak menunggu lama, semua pasukan khusus Nazi mengambil posisi di sekitar benteng, mencari pintu masuk dan memasang bom cekung.

Ilustrasi sabu-sabuShutterstock/Shyripa Alexandr Ilustrasi sabu-sabu
Ledakan beberapa bom cekung merusak banyak sisi benteng dari dalam, karena jika bom cekung meledak, tekanan udara yang disebabkannya akan saling memantul dari dinding-dinding benteng, menuju celah yang mengalirkan udara keluar, terutama celah yang menjadi posisi meriam.

Serangan dadakan tersebut benar-benar mengejutkan pihak Belgia. Karena faktor jumlah yang jauh lebih besar, Belgia berusaha melakukan perlawanan. Namun, Belgia sudah tak tertolong. Dengan porak-porandanya Benteng Eden Emael karena serangan dadakan, lalu bantuan pasukan Jerman yang segera datang, Eden Emael harus tunduk berantakan di bawah pasukan Nazi hanya dalam waktu 28 jam.

Dengan jatuhnya Eden Emael, Jerman selangkah lagi menuju Belanda Namun jika ditilik secara lebih luas, upaya Jerman memasuki Belgia dengan mematahkan kedigdayaan Benteng Eden Emael hanyalah kamuflasi. Kemenangan tersebut benar-benar dirayakan di Berlin, video-video kemenangan di Benteng Eden Emael disebarluaskan.

Semuanya untuk menutupi niat Jerman yang sebenarnya, yakni menduduki Paris, Prancis. Benar saja, tak lama setelah penaklukan Benteng Eden Emael, Jerman akhirnya menaklukan Prancis, via jalur yang tak pernah diduga semua pihak, yakni melalui hutan lebat Ardennes, yang menjadi pembatas Jerman dan Prancis. Pasukan Jerman berhasil melewati hutan lebat tersebut berjalan kaki, dengan panjang perjalanan lebih dari 170 km dalam waktu lebih kurang dua minggu.

Baca juga: Apa Itu Neo-Nazi?

Yang lebih menarik lagi, ternyata jumlah pasukan Prancis saat itu terbilang jauh lebih besar daripada pasukan yang diturunkan oleh Hitler. Hebatnya, setelah perjalanan yang panjang, melelahkan, tanpa tidur, mereka mampu menaklukan lawan yang pola istirahatnya tentu jauh lebih baik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Blinken: AS Menentang Pengusiran Warga Palestina dari Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

[POPULER GLOBAL] Biden Menyesal Kirim Senjata ke Israel | Rangkuman Perang Rusia-Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com