MOSKWA, KOMPAS.com - Sebanyak 12 perwira Rusia menghadapi proses disipliner karena mereka mengizinkan 600 wajib militer dikirim ke pertempuran di Ukraina.
Pengiriman wajib militer itu dianggap melanggar kebijakan Rusia.
"Sekitar 600 wajib militer ditarik ke dalam operasi militer khusus (di Ukraina), tetapi semuanya akan dikirim kembali (ke Rusia) sesegera mungkin," kata Artur Yegiyev, seorang jaksa militer untuk pasukan barat militer Rusia, mengatakan dalam komentarnya kepada Interfax, Selasa (7/6/2022).
Baca juga: Kisah Ibu di Rusia Coba Selamatkan 2 Putranya dari Pertempuran di Ukraina
Rusia menolak menyebut invasinya ke Ukraina sebagai perang, lebih memilih frasa "operasi militer khusus".
Orang-orang yang merujuk pada serangan berusia tiga bulan dapat menghadapi hukuman.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah berjanji pada awal invasi bahwa tidak ada wajib militer yang akan dikirim ke Ukraina, hanya tentara profesional atau mereka yang telah mendaftar untuk jangka waktu tertentu.
Tetapi, ketika invasi berlangsung dan pasukan Rusia menghadapi serangkaian kemunduran, menjadi jelas bahwa tidak semua pejuang yang dikirim ke Ukraina adalah profesional.
Dilansir dari AAP, ada laporan tentara mengatakan mereka tidak menyadari bahwa mereka berada di Ukraina atau yang telah diberitahu bahwa mereka hanya berpartisipasi dalam latihan.
Setelah menjadi jelas bahwa wajib militer memang di Ukraina, Putin memerintahkan kembalinya mereka semua.
Baca juga: Takut Wajib Militer, Warga Rusia Dilaporkan Coba Melarikan Diri ke Luar Negeri
Yegiyev mengatakan pada Selasa bahwa 12 petugas yang bersangkutan sekarang menghadapi konsekuensi dari tindakan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.