Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Mau Terima Swedia Jadi Anggota NATO, asalkan...

Kompas.com - 06/06/2022, 10:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penulis: VOA Indonesia

ANKARA, KOMPAS.com - Turki tetap menolak Swedia dan Finlandia menjadi anggota NATO beberapa minggu setelah mereka mengajukan permohonan keanggotaan pada 18 Mei.

Menurut Turki, kedua negara, antara lain, harus memasukkan beberapa kelompok dan individu Kurdi yang membangkang ke dalam daftar hitam.

Di antara target utama mereka adalah anggota parlemen Swedia, Amineh Kakabaveh, orang Kurdi yang berasal dari Iran.

Baca juga: Erdogan Tegaskan Tak Akan Biarkan Finlandia dan Swedia Gabung NATO

Amineh Kakabaveh mengatakan, "Mereka awalnya menginginkan agar saya diserahkan kepada mereka. Tetapi kemudian mereka mengetahui bahwa saya berasal dari negara lain. Dari Kurdistan, Iran. Saya bukan warga Turki. Tetapi saya juga anggota parlemen satu negara Eropa. Jadi, itu tidak mungkin bagi mereka. Erdogan kini mengatakan bahwa dia tidak akan mengizinkan (Swedia menjadi anggota NATO), kalau saya tetap menjadi anggota parlemen."

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyebut Swedia sebagai "sarang teroris."

“Kami meminta 30 teroris untuk diekstradisi, tetapi Swedia tidak mau melakukannya. Kalian tidak mau menyerahkan teroris kepada kami, tetapi kalian akan meminta kami mengizinkan kalian bergabung dengan NATO. NATO adalah satu entitas keamanan, badan keamanan. Jadi, kami tidak bisa mengatakan 'ya' untuk merampas keamanan organisasi keamanan ini," tandas Erdogan.

Baca juga: AS Yakin NATO Percepat Proses Penerimaan Finlandia dan Swedia

Hubungan antara Barat dan Turki rumit dalam beberapa tahun ini antara lain karena ketidaksepakatan tentang orang-orang Kurdi Suriah dan situasi hak asasi manusia di Turki.

Menurut laporan Human Rights Watch 2022, sejumlah politisi Kurdi di Turki telah dipenjarakan atas tuduhan terorisme "gara-gara aktivitas politik nonkekerasan mereka yang sah."

Kepada VOA, Amineh Kakabaveh mengatakan bahwa ia yakin ia menjadi sasaran karena berbicara tentang Partai Rakyat Demokratik, atau HDP.

Baca juga: Alasan Mengapa Turki Tak Setuju Swedia dan Finlandia Gabung NATO

"Ini karena saya selama ini banyak berbicara tentang masalah Kurdi, terutama HDP di Kurdistan Turki. Di Kurdistan Turki atau di seluruh Turki, 5.000 orang HDP dipenjara. Mereka termasuk wali kota dan pejabat-pejabat kota lainnya," tambah Kakabaveh.

Pejabat-pejabat Swedia dan Finlandia mengatakan, akan terus berbicara dengan Turki. Amerika mengatakan akan terlibat dalam dialog itu.

Tetapi belum jelas bagaimana anggota NATO lainnya akan menegosiasikan kemampuan Turki untuk memveto upaya Swedia dan Finlandia menjadi anggota NATO.

Artikel ini pernah tayang di VOA Indonesia dengan judul Imbalan Dukungan Masuk NATO, Turki Tuntut Swedia Serahkan Anggota Parlemen Pro-Kurdi.

Baca juga: Finlandia dan Swedia Daftar NATO, AS Nyatakan Dukungan Penuh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com