Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erdogan Tegaskan Tak Akan Biarkan Finlandia dan Swedia Gabung NATO

Kompas.com - 29/05/2022, 19:29 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

ISTANBUL, KOMPAS.com – Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, pembicaraan Turki dengan delegasi Finlandia dan Swedia pekan lalu tidak pada "tingkat yang diharapkan" dan Turki tidak dapat mengatakan ya kepada negara-negara "pendukung terorisme" untuk memasuki NATO.

Seriuan Erdogan ini dilaporkan oleh lembaga penyiaran negara Turki TRT Haber pada Minggu (29/5/2022).

Turki telah keberatan dengan Swedia dan Finlandia bergabung dengan aliansi NATO, menahan kesepakatan yang akan memungkinkan perluasan bersejarah dalam menghadapi invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Turki Perbaiki Hubungan Diplomatik dengan Israel, Sebut Justru Bisa Lebih Bantu Palestina

Komentar terakhir Erdogan menunjukkan penentangannya terus berlanjut.

"Selama Tayyip Erdogan adalah kepala Republik Turki, kami pasti tidak bisa mengatakan 'ya' kepada negara-negara yang mendukung terorisme memasuki NATO," kata dia kepada wartawan sekembalinya dari perjalanan ke Azerbaijan pada Sabtu (28/5/2022), dikutip dari Reuters.

Dua sumber sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa pembicaraan pada Rabu (25/5/2022) membuat sedikit kemajuan dan tidak jelas kapan diskusi lebih lanjut akan dilakukan.

Semua 30 anggota NATO harus menyetujui rencana untuk memperbesar aliansi Barat tersebut.

Turki menentang tawaran dari Swedia dan Finlandia dengan alasan bahwa mereka menampung orang-orang yang terkait dengan kelompok militan Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan lainnya yang dianggap teroris, dan karena mereka menghentikan ekspor senjata ke Ankara pada 2019.

Baca juga: Alasan Mengapa Turki Tak Setuju Swedia dan Finlandia Gabung NATO

"Mereka tidak jujur atau tulus. Kami tidak bisa mengulangi kesalahan yang dibuat di masa lalu mengenai negara-negara yang merangkul dan memberi makan teroris semacam itu di NATO, yang merupakan organisasi keamanan," kata Erdogan.

Swedia dan Finlandia mengatakan mereka mengutuk terorisme dan menyambut baik kemungkinan berkoordinasi dengan Turki.

Erdogan juga mengatakan Turki ingin mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina sesegera mungkin, tetapi situasinya menjadi lebih negatif setiap hari.

"Pada Senin (30/5/2022), saya akan melakukan panggilan telepon dengan Rusia dan Ukraina. Kami akan terus mendorong para pihak untuk mengoperasikan saluran dialog dan diplomasi," katanya.

Baca juga: Finlandia dan Swedia Daftar NATO, Keraguan Turki Segera Diatasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com