Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Eropa Tangkap 8 Gembong Penyelundupan Manusia Bernilai Tinggi

Kompas.com - 04/06/2022, 15:15 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

DEN HAAG, KOMPAS.com - Polisi Eropa pada Jumat (3/6/2022) mengumumkan, mereka telah menangkap delapan gembong penyelundupan manusia dan membongkar jaringan rahasia besar yang dituduh mengangkut sekitar 10.000 migran sebagian besar berasal dari Afghanistan, Pakistan, dan Suriah ke "Benua Biru".

Satuan tugas pimpinan Jerman yang melibatkan Austria, Hongaria, Romania, Serbia, dan Belanda, juga menangkap 126 kaki tangan terutama di Austria, kata Europol badan kepolisian Uni Eropa.

Europol yang meluncurkan operasi pada Agustus 2021 menyebut gembong penyelundup migran sangat berbahaya.

Baca juga: Membaca Kesepakatan Perlindungan TKI Terbaru Indonesia-Malaysia, Menguntungkan Pekerja Migran?

"Target Europol bernilai tinggi ini, terutama warga negara Suriah, memiliki koneksi global di negara-negara sumber, transit, dan tujuan," kata badan yang berbasis di Den Haag itu dikutip dari AFP.

"Petunjuk investigasi mengungkapkan bahwa target memfasilitasi penyelundupan setidaknya 10.000 migran, yang sebagian besar berasal dari Afghanistan, Pakistan dan Suriah, ke UE," tambahnya.

Operasi tahun lalu mendeteksi 916 penyelundupan, 151 penggeledahan rumah, dan menyita aset hampir satu juta euro, tambahnya.

Para penyelundup menggunakan ruang kargo truk, van tertutup, dan mobil pribadi untuk mengangkut migran dari Turki melalui wilayah Balkan Barat, Romania, dan Hongaria menuju Austria, Jerman, serta Belanda.

Baca juga:

Para tersangka mengenakan biaya antara 4.000 euro (Rp 61,89 juta) hingga 10.000 euro (Rp 154,74 juta) untuk membawa migran melintasi perbatasan Eropa dalam kondisi yang sangat buruk dan sering kali mengancam jiwa, kata Europol.

Para penyelundup mengiklankan jasa mereka di media sosial untuk meyakinkan kerabat migran bahwa itu aman, dan sering menggunakan video pendek untuk menjual jasa penyelundupan yang mereka klaim aman.

Pembayarannya dilakukan melalui sistem keuangan bawah tanah hawala, jaringan transfer uang informal yang dilakukan melalui transaksi tatap muka yang jauh lebih sulit dilacak daripada transfer bank.

Polisi federal Jerman mengatakan, mereka masih memburu enam tersangka utama gembong penyelundupan manusia lainnya.

Baca juga: Pekerja Migran Ilegal Jadi Korban Kapal Karam di Malaysia: Menguak Mafia dan Sindikat Penyelundup Manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com