Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19 dan Invasi Rusia ke Ukraina Jadi Momentum Uni Eropa Genjot Energi Terbarukan

Kompas.com - 03/06/2022, 10:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BRUSSELS, KOMPAS.com – Sebagian besar negara Uni Eropa menggenjot rencana pengembangan energi terbarukan sejak 2020.

Langkah tersebut membuat negara-negara itu berada di jalur yang tepat untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dekade ini.

Beberapa faktor yang mendorong pengembangan energi terbarukan tersebut adalah krisis energi, pandemi Covid-19, dan yang terbaru invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Perusahaan Energi Rusia Hentikan Pasokan Gas ke Belanda

Dari 27 negara anggota Uni Eropa, 17 di antaranya telah meningkatkan rencana untuk meningkatkan energi terbarukan sejak 2020.

Laporan itu disampaikan lembaga think tank Ember dan Centre for Research and Clean Air, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (2/6/2022).

Jika rencana negara-negara Uni Eropa dalam menggenjot energi terbarukan itu tercapai, 63 persen listrik di blok tersebut akan bersumber dari energi terbarukan pada 2030.

Prediksi tersebut naik dari target kebijakan yang mereka keluarkan pada 2019, yakni 55 persen pada 2030.

Baca juga: G7 Sepakat Tinggalkan Energi Batu Bara pada 2035

Dengan demikian, penurunan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil di Uni Eropa juga akan turun menjadi 595 terawatt jam pada 2030, turun dari 1.069 terawatt jam pada 2021.

“Eropa tidak kembali ke batu bara atau gas untuk memastikan keamanan, justru sebaliknya. Negara-negara mempercepat energi terbarukan,” kata analis senior Ember Pawel Czyzak.

Jerman dan Belanda sama-sama menaikkan target energi terbarukan mereka tahun ini.

Negara lain seperti Austria, Yunani, dan Irlandia telah menaikkan target mereka sejak 2020.

Baca juga: Rusia Ungkap Minat Jajaki Kerja Sama dengan Indonesia, dari Energi Nuklir hingga Pesawat Sipil

Bulgaria, Kroasia, Slovenia, dan lainnya menetapkan tenggat waktu keluar dari batu bara sedangkan Perancis menawarkan subsidi untuk pemanas rumah dari energi terbarukan.

Di sisi lain, beberapa analis mengatakan rencana pemerintah Eropa untuk mengejar proyek gas baru dapat merusak upaya hijau ini.

Padahal, ada banyak negara tidak memprioritaskan investasi hijau dalam pengeluaran mereka sejak pandemi Covid-19.

"Pemulihan sangat tidak konsisten di seluruh dunia," kata Brian O'Callaghan, peneliti utama di Proyek Pemulihan Ekonomi Oxford University.

Dia menunjuk Australia, China, dan India sebagai negara yang memiliki porsi hijau yang relatif kecil dalam pemulihan Covid-19.

Baca juga: Tekan Rusia, Warga Jerman Diminta Hemat Energi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com