Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pandemi Covid-19 dan Invasi Rusia ke Ukraina Jadi Momentum Uni Eropa Genjot Energi Terbarukan

BRUSSELS, KOMPAS.com – Sebagian besar negara Uni Eropa menggenjot rencana pengembangan energi terbarukan sejak 2020.

Langkah tersebut membuat negara-negara itu berada di jalur yang tepat untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dekade ini.

Beberapa faktor yang mendorong pengembangan energi terbarukan tersebut adalah krisis energi, pandemi Covid-19, dan yang terbaru invasi Rusia ke Ukraina.

Dari 27 negara anggota Uni Eropa, 17 di antaranya telah meningkatkan rencana untuk meningkatkan energi terbarukan sejak 2020.

Laporan itu disampaikan lembaga think tank Ember dan Centre for Research and Clean Air, sebagaimana dilansir Reuters, Kamis (2/6/2022).

Jika rencana negara-negara Uni Eropa dalam menggenjot energi terbarukan itu tercapai, 63 persen listrik di blok tersebut akan bersumber dari energi terbarukan pada 2030.

Prediksi tersebut naik dari target kebijakan yang mereka keluarkan pada 2019, yakni 55 persen pada 2030.

Dengan demikian, penurunan pembangkit listrik berbasis bahan bakar fosil di Uni Eropa juga akan turun menjadi 595 terawatt jam pada 2030, turun dari 1.069 terawatt jam pada 2021.

“Eropa tidak kembali ke batu bara atau gas untuk memastikan keamanan, justru sebaliknya. Negara-negara mempercepat energi terbarukan,” kata analis senior Ember Pawel Czyzak.

Jerman dan Belanda sama-sama menaikkan target energi terbarukan mereka tahun ini.

Negara lain seperti Austria, Yunani, dan Irlandia telah menaikkan target mereka sejak 2020.

Bulgaria, Kroasia, Slovenia, dan lainnya menetapkan tenggat waktu keluar dari batu bara sedangkan Perancis menawarkan subsidi untuk pemanas rumah dari energi terbarukan.

Di sisi lain, beberapa analis mengatakan rencana pemerintah Eropa untuk mengejar proyek gas baru dapat merusak upaya hijau ini.

Padahal, ada banyak negara tidak memprioritaskan investasi hijau dalam pengeluaran mereka sejak pandemi Covid-19.

"Pemulihan sangat tidak konsisten di seluruh dunia," kata Brian O'Callaghan, peneliti utama di Proyek Pemulihan Ekonomi Oxford University.

Dia menunjuk Australia, China, dan India sebagai negara yang memiliki porsi hijau yang relatif kecil dalam pemulihan Covid-19.

https://www.kompas.com/global/read/2022/06/03/101600170/pandemi-covid-19-dan-invasi-rusia-ke-ukraina-jadi-momentum-uni-eropa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke